#Hidup Berkehidupan

Karena Hidup Tak Hanya Tentang Saya

Asyik Traveling dan Tiba-tiba menua – 2019

Bagikan

Asyik traveling ?

asyik traveling
asyik traveling

Tiba-tiba menua, tiba-tiba sadar waktu sudah cukup lama bersamaku.

Bisa jadi karena memang asyik berkelana atau memang terlalu asyik menikmati waktu. Lupa ada hal yang perlu di perhatikan.

Menikah salah satunya.

Eh,

Permisi yang pembaca , kali ini tulisanku lebih mengarah bagaimana aku belakangan ini semakin sadar ternyata sudah menua tanpa sadar.

Melangkah ke pelosok negeri, mencari cara bagaimana menuju kesana tanpa sadar menyita waktu dan melupakan salah satu tujuan diciptakan adalah beranak cucu.

Traveling memang sangat menyenangkan, boleh dibilang itu bagian hidupku yang tak bisa dipisahkan ataupun di hilangkan.

Karenanya aku bisa belajar dan memberi pengetahuan yang bernyawa.

Tapi tiba-tiba sadar…

Menua ?

Tidak salah dengan traveling , namun memang aku terlalu asyik dan tahun ini bahkan tahun kemarinpun sudah disadarkan oleh waktu bagaimana seorang yang boleh disebut ponakan sudah berumur 17 tahun.

Sedangkan saat lahirpun aku ada dan menggendongnya.

Disinilah merasa waktu terlalu kejam, tanpa sadar mereka tumbuh besar dan mengingatkan diri bahwa ada yang terlewatkan.

Tentang pasangan dan kesendirian pernah aku tulis juga di halaman berbeda. Saat itu memang waktu mengajarkan hal itu.

Setiap waktu memiliki peristiwa berbeda dan dalamnya terdapat materi yang perlu dipelajari. Ada masanya memang dalam kesendirian memiliki tugas dan tentu berpasangan juga punya tujuan.

Sedangkan saat ini waktupun mengusikku untuk belajar bagaimana mengingat ada tujuan lain yang masih diperhatikan.

Tentu semuanya adalah untuk kebaikan.

Mereka Tumbuh.

Tumbuhnya mereka, bahkan kemarin aku diberi kabar bagaimana salah satu ponakanku sudah di terima di UGM, semakin sadarku ternyata aku sungguh sudah menua.

Ada sedikit resah,

Waktu tak menunggu, dia berjalan tanpa bisa sedetikpun berhenti dan aku baru tersadar bagaimana waktu sudah cukup lama bersamaku.

Namun resahku taklah lama karena diingatkan kembali bahwa semuanya punya tujuan. Tapi kenapa hal ini aku tuliskan disini, mungkin saja ada pembaca sama denganku.

Asyik traveling dan tanpa sadar melupakan sejatinya manusia di ciptakan untuk berpasangan.

Jodoh memang ditangan pencipta namun kita juga punya andil sendiri, begitu kira-kira para sesepuh berkata.

Kini aku lebih memahami hal itu, asyik traveling aku tidak terlalu memperdulikan hal itu, hingga tiba-tiba waktu bersamaku lebih dari empat puluh.

Memberikan ketenangan – Asyek Traveling

Akhirnya,

Suka ataupun tidak , diingatkan kembali bagaimanapun bahwa ketika kita menemukan pasangan dan hidup bersamanya, yang pertama bahagia dan tenang adalah orang tua.

Terutama dengan pasangan.

Itupun aku baru kusadari, mereka seringkali membuat telinga sedikit tuli karena tak mau mendengar pertanyaan tentang pasangan hidup.

Sejatinya karena mereka ingin masa nanti kita punya seseorang yang saling mendukung satu dengan yang lain.

Bukankah waktu lebih banyak dengan mereka , karena itulah mereka mengerti bagaimana masa kita nanti.

Sepintar apapun kita tidak akan pernah menggantikan pengalaman orang terdahulu, terutama orang tua.
Walau mungkin eranya beda tapi ada nilai-nilai yang tidak pernah berubah.

…mengingat itu rasanya aku ingin lekas pulang…

Mungkin saja ada diantara pembaca belum beruntung punya orang tua yang tak perduli tapi aku yakin hampir semua orang tua dimuka bumi ingin buah hatinya mendapatkan terbaik.

Belajar & Berjuang

Setiap hal terjadi itu baik dan pada akhirnya baik

Begitu yang selalu aku tanamkan dalam diri, walau dibilang terlambat sadar dengan salah satu tujuan, antara aku memang manusia yang sulit diajar untuk hal itu ataupun ada yang lain entahlah.

Namun aku tak mau menyesali terlalu lama.

Karena bagaimanapun semuanya sudah diatur, namun demikian ketika diingatkan belajar terus dan berjuang mewujudkannya.

Tidak mudah,
sungguh tidak mudah karena seiringnya waktu semakin lama, peristiwa hidup memberi pelajaran membuat segalanya berhati-hati.

Memilih, begitu sebutannya.
Kadang banyak kawan menuduhku sebagai orang yang pemilih, mungkin saja benar.

Tentu segalanya memiliki alasan bukan?

Bagaimana tidak, kita akan bersama seumur hidup, tinggal satu atap, satu tempat tidur.
Segala yang tidak terlihat akan terlihat, belum lagi kejamnya waktu kadang memberi perubahan.

Mungkin saja awalnya sejatinya memiliki karakter yang disukai tapi manalah waktu punya hati ketika menginginkan sebuah pemurnian.

Memiliki karakter indah berubah menjadi seorang menyebalkan.

Siapa yang bisa memastikan? bukan tentang pasangan itu karena diripun belum tentu menjadi pribadi baik-baik saja, tapi disini lebih melihat bagaimana menemukan seseorang yang mau menerima dan memahami satu sama lainnya.

Akhirnya,
Buatku bukan soal bagaimana pasangan tapi seperti waktu apa berkehendak.

Sehebat apapun pengupayakan kembali pada Hak Menjadi Hak.








Bagikan

Kasih Semangat

Mungkin tulisanku tidak sempurna tapi jika itu menyegarkan, kamu suka, iklas membuatku lebih rajin menulis dengan berbagi rejekimu, silahkan ya.

BCA Ratmini 8831921978 || GoPay, +6281317616161

artikel lainnya

5 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Subscribe Newsletter

Daftarkan email kamu, dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form

Artikel Terbaru

Tentang Saya

Daftar dan dapatkan update terbaru

Subscription Form