Bertemu Cisadon sudut Sentul

Waktu melesat seperti panah, bahkan terasa jauh lebih cepat dari itu. Tak terasa, 11 Maret 2025 berlalu dan kisah manis tentang sudut Sentul Bogor telah lewat sebulan. Cisadon, sebuah desa menarik yang menjadi tujuan para penikmat trekking dan pelari.

Februari lalu aku, Pertemu dengan Cisadon, sudut Sentul Bogor, tidaklah direncanakan. Seorang kawan mengabarkan akan ada kegiatan sosial di daerah tersebut, dan aku tertarik untuk ikut serta.

Perjalanan selalu memberiku semangat. Setiap langkah memiliki makna, bertemu dengan hal-hal baru, orang-orang baru, menambah pengetahuan yang tak selalu bisa didapatkan di bangku sekolah atau buku. Karena itulah, bagiku traveling adalah harta tak ternilai yang memberikan energi besar.

Begitulah, setiap perjalanan selalu menyimpan arti tersendiri. Bagaimana dengan perjalanan ke Cisadon?

Mari temukan ceritanya dalam tulisan ini, semoga sudi membacanya hingga selesai.

BACA JUGA : Kisah Waerebo – kutemukan kekuatan di wajahmu

Akhirnya, pada Februari lalu, aku bertemu Cisadon sudut Sentul, untuk pertama kali. Sebelumnya, aku sudah pernah menjelajahi area lain di Sentul melalui trekking, juga menikmati ragam kafe yang tersebar di sana. Namun, kali ini berbeda, perjalanan menuju Cisadon menghadirkan cerita tersendiri.

Bertemu Cisadon Sudut Sentul, Keindahan Alam Bogor

Hampir tiga puluh tahun hidup di Jakarta dan sekitarnya, Sentul, Bogor, dulunya bukanlah daerah yang menarik.

Hingga kali ini dalam Februari aku bertemu Cisadon sudut Sentul memiliki kisah manis dalam perjalanannya, bersama terjal, sendu, manis alamnya yang kami lewatinya terasa penuh sukacita.

Kisah Terjal dan Menantang

Awal perjalanan kami ke Cisadon bukanlah dengan berjalan kaki. Karena membawa barang yang cukup banyak, kami memutuskan untuk menyewa kendaraan.

Di Bogor, area Sentul terkenal dengan udara dinginnya dan curah hujan yang lebih tinggi dibanding Jakarta. Inilah salah satu daya tarik Sentul untuk menikmati waktu.

Saat perjalanan menuju Cisadon di bulan Februari, aku tidak menyangka bahwa jalur dengan kendaraan terasa sangat menantang. Meski begitu, keseruan tetap terasa di sepanjang perjalanan terjal itu, menantang sekaligus seru.

Sendu yang Menyapa di Cisadon

Mungkin kata “sendu” terdengar kurang bersemangat, tetapi percayalah, ada keindahan di dalamnya. Ketika aku menatap alam Cisadon yang sendu dengan kabut yang menyelimuti, ada gairah tersendiri yang muncul.

Sebagai seseorang yang mencintai laut dan matahari, dingin bukanlah teman terbaikku. Namun, setiap insan membutuhkan perubahan untuk bertumbuh.

BACA JUGA : Aku dengan bawah lautnya Indonesia

Ketika bertemu Cisadon sudut Sentul, Kabutnya memberikan kesegaran dan keindahan yang mengubah dingin menjadi energi baru. Begitulah keajaiban alam di Cisadon.

Kisah manis dibalik perjalanannya

Selalu ada kisah menarik dari setiap perjalanan, begitu juga ketika bertemu Cisadon sudut Sentul saat itu. Ketika selesai berkegiatan di atas, kami memutuskan untuk jalan kaki kembali ke kota Sentul.

Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan banyak orang yang sedang berlari. Sepertinya ada lomba lari atau mungkin hanya sebuah acara tanpa kompetisi. Yang pasti, waktu itu kami menjumpai banyak pelari dengan semangat yang luar biasa.

Aku tersenyum melihat semangat mereka yang luar biasa. Meskipun jalan terjal, hujan rintik, dan kabut menyelimuti, tak ada yang mampu mematahkan tekad mereka untuk terus berlari.

Begitu juga dengan kami, melangkah begitu bersemangat. Dialog mendalam, menertawakan bagaimana lalai dan kurang fokusnya aku ketika memesan taxi online, seharusnya ambil tujuan Sentul, tetapi mengambil titik di Bekasi.

Kisah lengkapnya tentang lalainya silahkan baca dalam tulisan Lala disini. Cerita Perjalanan Bareng Tiga Teman ke Cisadon

Dialog Mendalam

Melakukan perjalanan dengan kelompok kecil itu membawa berkat tersendiri bagiku. Sebagai seseorang yang senang mengamati karakter manusia, perjalanan waktu itu membuatku begitu bahagia melihat kawan-kawan memiliki karakter yang luar biasa baik.

Jika kau ingin mengetahui bagaimana karakter seseorang, ajaklah traveling minimal lima hari dan ketika bertemu persoalan, lihatlah bagaimana mereka mengatasinya

Kalimat itu tepat sekali dan sudah membuktikan selama belasan tahun.

Kali ini terbukti lagi di perjalanan bertemu Cisadon sudut Sentul. Kelompok kecil dimana saat itu hanya empat orang. Memberi ruang pada kami untuk lebih mengenal satu sama lain.

Tentang hidup yang belakangan sedang mengatur porosnya, tentang keindahan bumi pertiwi, tentang makna sebuah kelalaian, tentang mendukung satu sama lainnya dan makna-makna hidup yang telah kita lalui.

Satu Terbaik

Bolehlah aku katakan begitu. Bertemu Cisadon kala itu memberi makna mendalam bagiku. Perjalanan waktu itu memberi ruang nikmat pada nalar dan nurani.

Mendukung satu dengan lainnya

Aku sendiri belum lama kenal dengan kawan-kawan, tapi entah kenapa pertemuan ini menjelaskan seakan pertemuan kami sudah terasa mengenal bertahun-tahun.

Belakangan ini, kehidupan memperlihatkan bahwa banyak orang lebih peduli pada diri sendiri. Namun, berbeda dengan mereka. Dalam perjalanan yang menantang di atas tanah yang berat, mereka menunjukkan hati yang tulus dan penuh kepedulian.

Kali ini tidak butuh lima hari, dalam belasan jam saja karakter seseorang sudah terlihat.

Seperti saat aku berkali-kali hampir terjatuh karena jalan yang licin, ditambah usiaku yang tak lagi muda. Aku harus jujur pada diri sendiri bahwa medan seperti itu seharusnya tidak dilalui tanpa persiapan yang matang.

Begitulah tanpa persiapan yang matang, perjalanan saat itu membuatku sangat menantang. Mereka begitu sabar membantuku, mendopangku dengan memberi lengan, merelakan sepatu mereka masuk dalam lumpur karena menolongku.

Ketika menulis kenangan saat itu, hatiku terharu, betapa baiknya hidup diberi orang-orang yang perduli denganku. Sungguh perjalanan bertemu Cisadon sudut Sentul, memberi pelajaran penting bahwa akan selalu ada pertolongan bagi setiap insan yang berjuang adil pada hidup. Tanpa pertolongan mereka, aku sangat yakin akan jatuh berulang.

Kurang suka bersahabat dengan dingin, umur tidak muda dan tanpa persiapan matang, jalanan terjal, licin bertemu Cisadon sudut Sentul bukanlah perkara yang mudah.

Baca Juga : Senyumanmu membekukan hati – Ranu Kumbolo – 2019

Terima kasih

Maka akhirnya kisah dibalik perjalanan bertemu Cisadon sudut Sentul, ijinkanlah diri untuk berterima kasih terdalamku pada Lala, Ria dan Utie, yang begitu sabar padaku saat perjalanan turun. Butuh perjuangan.

Terima kasih untuk dialog-dialog mendalamnya dan kiranya waktu memberi ruang pada kita untuk melakukan perjalanan bersama lagi.

Semoga kisah ini mengingatkan kita selalu bahwa kebaikan selalu menjadi juara.

Selamat menabur kebaikan.