Langkahku

Kisah Waerebo – kutemukan kekuatan di wajahmu

Kisah Waerebo dimulai pagi di Labuan Bajo bersama sahabat IDC. Sabtu , 14 April 2018 lalu menjadi cerita khusus buatku sendiri. Perjalanan kali ini berbeda dengan kisah-kisah perjalanan lainnya.

Butuh enam jam perjalanan dengan kendaraan sebelum bertemu kaki bukit, dan empat jam setengah dimana kami hanya bisa jalan kaki menuju desa di atas itu.  Memang ada alternatif  naik ojek dari kaki bukit sampai pos satu.

Namun kami saat itu memilih jalan kaki. Jujur saja saat melangkah badanku cukup memaksa , walaupun dengan latihan yang sudah di lakukan saat belum berangkat traveling ini, tetap saja langkah awal menuju pos satu membuat nafas ini sangat tidak beraturan.

kisah Waerebo

Menapaki menujumu – Kisah Waerebo

Bertemu pos satu menjadi kelegaan tersendiri buatku, setelah langkah kaki ini menapaki jalan yang menanjak. Engkau begitu manis menyediakan air dalam sungai beningmu, sehingga kami bisa membasuh wajah yang sedikit lelah.  Tak hanya membasuh kujuga meneguk dingin air jernih itu. Seketika lelah itu sirna dan siap menapaki menujumu Waerebo.

Kisah Waerabo dalam menapaki menuju wajahmu, aku menikmati setiap detiknya. Kadang aku menyatu dengan rombongan kadang juga aku sengaja menjauh sekedar menikmati langkah ini bersama merdunya suara angin yang berbisik dalam daun pohon -pohon . Tak jarang aku berhenti dan tersenyum menyapa sekedar berkata permisi kami melewatimu.

Perjalanan itu membisikan kehatiku bahwa apa yang telah kualami sepanjang hidup terasa diingatkan. Saat semakin menanjak aku berpikir seperti inilah rasa lelah dan jika itu terjadi berarti nilai hidup akan semakin tinggi. Pun ketika jalan yang datar kutemui aku diingatkan bahwa hidup juga seperti itu. Rasa nyaman dan senang didapat saat hidup biasa-biasa aja. Datar.

Sederhanamu adalah kekuatanmu

Gerbangmu begitu indah, kusambut dengan bunga-bunga yang begitu cantik. Aku berhenti dan tersenyum. Jembatan bambu itu tanda bagaimana langkahku semakin dekat bertemu denganmu.

Setelah itu ku melangkah ringan karena kau sudah menyediakan jalan yang datar , sebelum memasukimu aku kembali membasuh muka dimata air yang telah kau sediakan. Kau begitu manis Waerebo. Kau begitu pintar membuatku tersenyum bahagia dalam lelah menujumu.

Kau sambutku dengan sahabat IDC dengan manis oleh ketua adat dengan memberi sedikit wejangan bagaimana kami berlaku dirumahmu. Setelah malam menjemput dan ku hanya bisa menunggu lelap.

Akhirnya pagi itu menjemput, aku beserta beberapa yang lain tanpa membasuh muka langsung menapaki jalan menuju tempat dimana kami bisa mengabadikan keindahan serta keindahanmu.

Kisah Waerebo

Kisah Waerebo berlanjut saat ku melihat kesederhanaan itu menjadi kekuatanmu. Senyummu, sapaanmu, cerita anak-anak itu menjadi nyanyian tersendiri bagiku. Kau bahagia dengan keberadaanmu. Kembali ku tersenyum, bagaimana kau begitu pintar menjadikan kesederhanaanmu untuk kuat dalam merangkai bahagia itu.

Pesanmu menjadi kekuatan langkahku

Setelah menikmatimu kupelukmu melalui ketua adat , ku berterima kasih telah menerima kami dan kau berpesan yang membuatku hampir menangis. JanjiMu kembali Kau teguhkan dalam kisah Waerebo. Tak bisa aku ungkapkan.

Ku hanya bisa Terima kasih. Kekuatan itu kembali kudapatkan dan langkah ini semakin yakin.

Apa yang menjadi langkahku dulu terasa tepat.

Waerebo, kau memberi goresan sangat berbekas dihati, bukan tentang bagaimana menggapaimu tapi tentang arti hadirku dalammu.

Jika Semesta berkehendak , langkah ini kembali padamu. Semoga.

 

Noted : all pic by Teguh Kurniawan

4 Comments

  1. Bubu 23 April 2018
    • Nik 23 April 2018
    • Nik 8 Mei 2018

Tinggalkan Jejakmu... Karena itu Sangat Berarti!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: