My Energy Source

Menikmati Hidup Dengan Cara Melepaskan

Akhirnya aku menulis hal ini juga setelah sekian lama berpikir. Eh tapi ini bukan tulisan tentang mantan ya, ini mengenai melepaskan yang lain.

Saat itu whatsapp group salah satu sahabat berbunyi dan aku melihat salah satu sahabatku mengirimkan icon menangis. Dia bilang ingin bertemu kita dan mau mencurahkan kesedihannya.

Karena kami berbeda kota tentu pertemuan itu sulit kami lakukan.

Selain jauh kami juga termasuk makhluk yang banyak urusan. Ha ha ha, kalau aku sih sok sibuk saja. Sampai kawanku yang sedang bersedih itu mau meneleponku untuk curhat bolak balik. Waktunya juga tidak tepat, maafkan aku ya.

Akhirnya cerita kesedihannya didapat dari kawanku yang lain

Sahabat itu ada, apapun keadaaanmu.

Kalimat ini pernah aku tulis di tentang sahabat. Saat anniversary inindonesiaku. Itu aku ungkapkan pada kawanku tersebut, ketika seorang kawan meninggalkannya.

Dia tidak diajak ke acara kumpul-kumpul lagi, padahal yang memperkenalkan ke perkumpulan itu adalah sahabatku, sebut saja namanya Bunga

Bunga sedih tidak diajak kumpul-kumpul seperti biasanya. Aku merasa bukan masalah tidak diajak kumpul, tetapi lebih ke penolakannya.

Dan mungkin ada cerita di balik itu yang belum aku dengar karena sampai saat ini kami belum bisa bertemu.

Aku sendiri pernah berkata sudah cukup. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menikmati hidup. Salah satunya melepaskan orang yang tidak mau berkawan lagi, walaupun itu menyakitkan.

Tidak mudah memang. Terkadang orang yang selama ini dianggap sahabat – ternyata dia bukan sahabat – dan belakangan ini aku mengetahui bahwa itu disebut sahabat sepihak.

Benar juga, kalau dia memang sahabat tentu akan mengutarakan apa yang menjadi kekurangan dan tetap ada dalam situasi apapun.

Tidak ada manusia di muka bumi ini tidak berbuat salah. Karena itulah jika memang sayang dan menggangap kawan baik, tentunya akan memberitahu.

Dan kedua belah pihak saling menerima dan tetap bersama-sama menikmati hidup dengan sukacita.

Tetapi jika salah satu pergi dan tanpa pemberitahuan, itu memang menyakitkan. Namun hidup ini tetap berlanjut.

Kita sendirilah yang menentukan apakah kita tetap dalam kesedihan dengan menikmati sakit itu atau menikmati hidup dengan cara melepaskannya.

Ranting kering itu di patahkan.

Aku sendiri pernah mengalami bagaimana orang yang selama ini aku anggap sahabat dan berbulan-bulan aku sabar dengan segala tingkah lakunya

Uang dan waktu adalah hal yang paling aku jaga dalam setiap bertindak apalagi berurusan dengan orang lain

Dan dalam hal ini kami tidak sejalan.

Beberapa kali aku dibuat menunggu, bahkan pernah aku ditinggal tidur tanpa memberitahu kalau dia tidur dulu. Aku dan kawan yang lain menunggu dengan tenang dan ketika bertemu dengan santainya dia katakan “Maaf aku tadi tidur dulu.”

Begitu juga dengan uang, beberapa kali aku mencoba untuk sabar untuk urusan perhitungan uang dan aku sabar untuk tetap membatunya .

Tetapi pada akhirnya aku utarakan bahwa aku tidak menyukai hal-hal itu.

Dan apa yang terjadi? Dia hanya mengatakan terima kasih dan setelah itu dia pergi tanpa perkataan yang lain. Dan sampai detik ini dia tidak pernah menghubungiku lagi.

Jika aku ditanya, mengapa tidak aku saja yang menghubunginya? Oh maaf, waktuku sudah habis untuk sabar menghubunginya terus selama ini.

Saat perkara itu terjadi aku baru sadar, ternyata selama ini aku memang hanya kawan baik sepihak.

Kenapa? Karena aku baru sadar yang seringkali menghubungi dan mengajak pergi itu aku.

Pedihnya lagi orang-orang di sekitarku banyak mempersalahkan aku dengan sikapku. Tetapi aku tetap dalam prinsip silahkan mempersalahkan aku karena aku yang merasakan dan yang mengalaminya. Jika memang namanya kawan, tidaklah perlu banyak bertanya.

Berilah kepercayaan

Cukup memberi kepercayaan saja bahwa apa yang aku putuskan itu memang baik untuk aku.

Aku termasuk orang yang paling malas mengutarakan kejelekkan orang lain. Hal-hal yang aku sebutkan diatas adalah sebagian kecil yang bisa aku ungkapkan.

Hal ini aku ungkapkan supaya kawanku mengetahui bahwa aku pernah mengalami hal ditinggalkan seorang kawan yang aku anggap sebagai sahabat.

 

Melepaskan
Dan akhirnya aku mendapatkan suatu pemikiran.

“Ranting yang kering harus dipatahkan dari pohon supaya bisa tumbuh tunas baru dan bisa menghasilkan buah.“

Ini adalah pemikiranku untuk sesuatu yang harus dilepaskan. Kering yang dimaksud adalah hubungan yang sudah tidak berjalan baik dan itu harus dipatahkan atau dilepaskan karena tanpa itu tunas baru atau orang-orang yang baru mungkin tidak bisa hadir.

Pohon yang baik adalah pohon yang rindang dan berbuah, seperti itulah hidup. Ini adalah harapanku, jika aku diberi hidup, aku selalu berpikir untuk belajar memberi buah. Buah kebaikan buat orang yang ada di sekelilingku.

Jika ada pohon yang sudah memberi buah, masih ada banyak proses dan tidak hanya ditanam langsung kemudian bisa berbuah. Perlu dipupuk, disiram, harus menerima terik matahari dan bahkan melepaskan ranting yang kering.

Ranting yang kering itu bukan tidak berguna. Waktu dia itu hanya sudah cukup bersama kita. Bahkan jika ada orang lain yang bisa mengambil dan membakarnya mungkin bisa memberi kehangatan bagi orang tersebut.

Dan mungkin saja kering buatku belum tentu kering buat orang lain.

Setiap manusia punya kecocokkan sendiri bukan?

Ada banyak kesempatan orang akan hadir dalam hidup kita dan ada banyak kejadian orang akan tetap bersama kita atau pergi. Pengalamanku mengatakan orang yang benar-benar menganggap kita berarti dia tetap ada dan mendukung satu sama lain.

Tidak perlu berlama-lama bersedih saat melepaskan orang yang pergi. Sakit memang seperti ranting yang dilepaskan dari pohon. Kalau pohon itu bisa berbicara, maka dia akan berkata “Kenapa kamu harus kering? Kenapa kamu harus pergi?

Tapi semesta ini punya aturan yang kadang kita tidak mengerti. Tidak perlu mencari tahu kenapa. Yang perlu diingat adalah fokus saja pada apa yang masih ada.

Untukmu kawan.

Tulisan ini khusus aku persembahkan untuk seorang kawan yang merasa sudah tidak dianggap.

Nikmatilah hidup dengan cara melepaskan. Karena dengan melepaskannya bukan berarti kita tidak sayang, atau mungkin dia pergi bukan berarti tidak sayang, mungkin dia mencari kebahagiaannya dengan orang lain.

Ikhlaskan saja, apa yang sudah kita perbuat semuanya sudah tercatat.

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, ada banyak yang masih menerimamu, aku salah satunya.

Perlu kau ketahui kaupun tumbuh di dahanku saat rantingku yang kering sudah kupatahkan.

Kau tidak pernah tahu saat memutuskan ikhlas menikmati hidup dengan cara melepaskan, maka akan tumbuh dahan baru yang memberi kau buah yang banyak.

Edited by Alin Riona

3 Comments

  1. denaldd 15 Agustus 2016
    • Nik 15 Agustus 2016
  2. miramiut 13 September 2017

Tinggalkan Balasan ke miramiut Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: