Langkahku Indonesiaku

Pesona Pagi Gunung Putri dengan romantis filosofinya

Pesona pagi gunung putri – Lembang menggodaku saat untuk kesekian kalinya aku berjumpa dengan Bandung. Perjumpaan kali ini tujuan utamanya adalah bertemu dengan sebagian pengurus Komunitas pencinta Indonesia yang kami sebut IDC Community.

Bandung memang tempat yang tidak pernah membosankan untuk ditemui, selalu saja memberikan kesenangan sendiri dalam berjumpa dengannya.

Sebut saja pertemuanku  tersebut sebagai sesuatu yang bukan liburan, karena kami sedangkan merancangkan rencana kerja untuk tahun mendatang, tentu bukan sesuatu yang santai.

Namun sesuatu yang mungkin terlihat berat dengan diselipkan pesona pagi gunung putri, hal yang rumitpun akan terasa ringan.

Begitulah Bandung,

Pandai memikat hati menawarkan sesuatu yang indah bagi siapa saja berjumpa dengannya.

 

menuju Bandung

Menuju Bandung – Pesona Pagi Gunung Putri

Sabtu, 9 September 2018 pagi itu bersama ransel baruku, langkah ini menuju stasiun Gambir dan kereta pagi itu mengantarkanku ke kota yang selalu memberi pesona tiada hentinya.

Matahari begitu teriknya menyapaku ketika Bandung menyambutku dengan hangatnya, tidak lagi dingin.

Seorang sahabat memberi petunjuk untuk mengambil ojek online dari sisi pintu selatan stasiun. Tidak perlu lama kumenunggu ojek sudah hadir dihadapanku, meluncur mengantarkanku ketempat yang sudah ditentukan.

Tidaklah senang hati ketika melihat tempat yang ditentukan karena entah kenapa rasa ini tidaklah menerima, hingga dengan memohon tempat bertemuan bisa dipindahkan.

Dapur Eyang pilihan kami untuk merancangkan program tahun mendatang untuk komunitas kami. Ketika memasuki tempat itu ada rasa nyaman dan entah kenapa ada binar dalam hati berjumpa dengannya.

Aku sangat menikmati tempat itu.

Waktu berjalan tanpa memikirkan bagaimana aku dengan sahabatku begitu menikmati tempat itu, makannya nikmat dan yang paling nikmat buatku , kenikmatan kopinya masih terasa saat ini.

Hingga waktu mengingatkanku untuk kembali ketempat tinggal seorang sahabat dimana aku menginap. Malam berganti dan kami harus memejamkan mata lebih awal karena esok akan bertemu dengan pesona pagi gunung putri.

Pesona Gunung Putri

Romantis filosopinya

03.30 AM alarm tubuh mengingatkan untuk bangkit dari tempat tidur , tak perlu membasuh diri karena selain dingin, badan ini juga akan bertemu dengan debu ataupun keringat saat mendaki.

Dengan Taxi online aku dengan sahabatku Arum meluncur ke arah Lembang , kami bertemu dengan sahabat yang lain disalah satu mesjid terdekat dengan gunung putri.

Selanjutnya kami meluncur bersama dan sampailah di kaki bukit Gunung Putri. Tak begitu tinggi kulihat , namun cukup menguras tenaga dalam langkah karena tanjakannya cukup tinggi.

Setelah membeli tiket kami mulai melangkah dan tidaklah lama bertemulah sebuah  tulisan,

” Bagaimana membuang masa lalu, buang sampah saja sembarangan “

Ah tergelitik lah ku menjawab,

” Sayangnya masalalu itu bukan sampah, dia itu emas tapi tak bisa dimiliki “

Eaaaaa, begitulah serentak yang lain menyambutnya.

Tak sampai disana , akupun berkata,

“Masa lalu itu tangga, dia itu adalah pijakan untuk hidup kedepannya, ya barang kali suatu saat kembali untuk bisa dipijak dengan catatan tangganya kuat tak rapuh “

Kontan saja seorang sahabat berkata,

” kalau aku seh mendingan turun pakai eskalator, karena aku ga mau turun pakai tangga yang rongsok “

Eaaaa, kembali kami tertawa dengan dengan iringan kata itu.

Tergantung masa lalunya memang,

Begitulah kami menikmati langkah dalam tanjakan menuju ketinggian Gunung Putri.

Candaan terus mengalir hingga tanpa terasa pesona pagi gunung putri menyapa kami lebih awal tanpa sabar menunggu kami sampai dipuncak ketinggiannya.

pesona pagi gunug putri

Hingga kami bergegas untuk mencapai puncaknya dan ternyata ada begitu banyak orang sudah menikmati pesona paginya.

Pesona Pagi,

Jika Senja menawarkan keindahan yang membangunkan kerinduan, maka mentari pagi memberiku sebuah harapan.

“Berharap itu tidak mudah, karena ada harga yang harus dibayar, seperti bertemu dengan pagi ada kenikmatan tidur yang harus ditinggalkan, sama dengan harapan ada harga kesabaran yang harus dilakukan saat menunggu sebuah harap terwujud”

Hingga saat itu aku dengan beberapa sahabat idc menikmati pesona pagi gunung putri, ada kenikmatan sendiri dalam obrolan ringan yang membuat kami tertawa riang.

Semuanya berawal dari sebuah tulisan yang ada di tempat itu.

” Pak Polisi bilang, disini dilarang pakai HP saat hujan karena rawan petir”

akupun berkata,

“Kalau aku dilarang pakai hati karena kalau dihianati tak berasa sakit “

Eaaa dan Arum pun menjawab hal lain, seperti apa jawabannya silahkan kepoin tulisannya tentang Gunung Putri dan disana juga dijelaskan dengan detail bagaimana cara menuju Gunung Putri dengan kisahnya.

Pesona Pagi Gunung Putri

Pesona pagi gunung putri

Kisahmu,

Hingga dengan cerita dan tawa, pagipun memberi sinarnya semakin kuat memaksa kami untuk melangkah kembali. Sampainya di bawah gunung, warung kopi memanggil kami untuk dikunjungi.

Perut juga sudah memanggil , berbisik untuk diberi.

Indomie Rebus dengan secangkir kopi hitam memberi kesempurnaan kami dalam menikmati pesona gunung putri saat itu.

Cukup lama kami duduk manis sambil berbincang tentang masa lalu, hidup, traveling hingga masa yang akan datang.

Santai namun bermakna, begitulah cara kami menikmati kebersamaan.

Bukan tempat yang membuat kami saling terbuka dan perjalanan begitu indah, tetapi bersama orang yang tepat kami mampu menikmati waktu dan rasa bahagia itu hadir.

Memang setiap tempat menggoreskan kisah berbeda dalam setiap perjalanan, seperti halnya pesona pagi gunung putri , kisah yang tergores bagaimana melihat masa lalu dan tentang harapan.

Setiap orang punya masa lalu, namun tidak setiap orang punya rasa yang sama tentang masa lalu, begitu juga harapan, setiap orang mau berharap tapi tidak setiap orang mau bersabar dan mau menerima resiko jika harap tak terwujud tapi rasa bahagia itu tetap ada dalam diri.

Sama halnya tentang pagi, setiap orang bertemu dengan pagi namun tidak tiap orang bisa menikmati pagi bahwa dia itu Indah.

 

2 Comments

  1. adelinatampubolon 11 Oktober 2018
    • Nik 16 Oktober 2018

Tinggalkan Jejakmu... Karena itu Sangat Berarti!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: