Halo, kamu – hati yang riang tapi belakangan sulit tersenyum.
Sini duduk sebentar. Kita ngobrol ringan, nyemil pelan-pelan soal satu hal yang suka diabaikan: sukacita sebagai kekuatan hidup.

“Berat ya?”
Nggak kok. Kita cukup mulai dari yang santai dulu—seperti hari ini.

Sudah akhir Juni ya, waktu sepertinya memang sedang dikejar target oleh sang pengatur. Mau bagaimana lagi ya, kita hanya bagian petanya mari saja isi dengan hal terbaik.

Senin terakhir di Juni bagian ketika Tokoh dan Aku, ingin terhubung dengan seorang yang menurutku begitu kuat jiwanya. Bersamanya aku terhubung tentang sukacita sebagai kekuatan hidup.

Ada 3 pelajaran sukacita sebagai kekuatan hidup Gene Wilder, yang selaras dengan perjalanan langkahku. Sebelumnya mari kita lihat tentang tokoh, yang membuatku semakin kuat menjalani kehidupan.

Sekilas Gene Wilder Sang Willy Wonka

Aktor, penulis, dan sutradara asal Amerika. Dikenal lewat film seperti Willy Wonka & the Chocolate Factory (1971), Young Frankenstein, Blazing Saddles. Gene Wilder orang mengenalnya sebagai Willy Wonka, laki-laki aneh berseragam ungu yang membuat cokelat, menyanyi di lorong-lorong berputar, dan berbicara dengan teka-teki.

Tapi Gene Wilder lebih dari sekadar tokoh eksentrik. Ia adalah jiwa yang menari di atas luka, dan memilih sukacita bukan karena hidup mudah, melainkan karena hidup terlalu pahit untuk tidak memilih bahagia.

Aku memilih tokoh ini sebagai bagian dari series tulisan Senin, selain dia memiliki jiwa yang kuat, ketika beliau menderita Alzheimer. Seperti apa yang ditulis Ibtimes Gene memilih merahasiakannya penyakitnya dari publik.

Yang membuatku tersentuh dan rasa ini begitu hangat sekaligus bersyukur mengetahui tokoh ini adalah alasannya, karena dia bilang tak tahan membayangkan ada satu senyum yang hilang dari dunia, kalau penyakitnya diketahui umum.

Bagi Gene, tertawa orang lain lebih penting daripada kesedihannya sendiri.

Tiba-tiba malam ini begitu tersipu padaku, berbisik,

“lihat, orang yang sungguh hidup ketika dia memberi kehidupan buat orang”

Bagiku, tokoh ini contoh nyata bagaimana dia berkehidupan, menyimpan sakitnya karena sadar kalau sampai publik tahu akan banyak orang-orang sedih dan dia tidak mau itu terjadi.

Tidak seperti dia yang katanya sayang, tapi bertahan dalam proses saja kalah, alih-alih berkorban malah mengorbankan perasaaan orang. Eh kok.

Bagiku, tokoh ini contoh nyata bagaimana dia berkehidupan, menyimpan sakitnya karena sadar kalau sampai publik tahu akan banyak orang-orang sedih dan dia tidak mau itu terjadi.

Tidak seperti dia yang katanya sayang, tapi bertahan dalam proses saja kalah, alih-alih berkorban malah mengorbankan perasaaan orang. Eh kok.

Daripada mikirin yang itu, yuk kita tengok Gene Wilder. Seorang yang benar-benar memilih sukacita sebagai kekuatan hidup

3 Pelajaran Sukacita sebagai Kekuatan Hidup dari Kutipan Gene Wilder

Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari kehidupan Gene Wilder Willy Wonka kehidupan tentang sukacita, tetapi aku hanya mengambil tiga hal yang paling kuat untuk sukacita sebagai kekuatan hidup.

Time is a precious thing. Never waste it

1. Tentang Waktu dan Kehadiran.

Kutipan pertama yang aku ambil darinya tentang bagaimana waktu itu sangat penting dalam kehadiran, sebagai kekuatan dalam hidup. Selaras dengan langkahku, waktu adalah hal yang paling aku jaga sebaik-baiknya, berupaya untuk selalu menghidupinya.

Seperti yang aku tulis di beberapa halaman sebelumnya.

• Saat Waktu memainkan kartunya 1 hal terbaik perlu ditilik.
• Ketika Waktu Berkuasa: Kisah Self-Healing dan Perpisahan Dibantu Seseorang dari Seattle
• Life Coach Hidup Berkehidupan – Cara Waktu memberi Tugas 2024

Dalam memainkan waktu aku menulis bagaimana sukacita tetap pilihanku dengan segala rasa yang diberi waktu, perjalanan hidupku banyak hal bagaimana berkuasa, termasuk masa-masa pemulihan diri dalam perpisahan.

Sampai akhirnya waktu juga yang mengatur pada sebuah tugas. Kemudian kutipan Gene Wilder pertama ini memiliki makna selaras denganku bahwa waktu itu paling berharga dalam hidup, dia tidak bisa ditawar. Berjalan terus, karena itulah dengan segala keadaan, memilih tetap bersukacita.

Memahami bahwa Sukacita bukan hanya bersenang-senang, tapi menghargai dengan sadar dan utuh.

Lalu, bagaimana bisa bisa menjadikan sukacita sebagai kekuatan hidup dengan menyadari akan berhargana waktu. Pertanyaan ini menjadi nafasku dan barangkali bisa menjadi caramu untuk selalu bersukacita.

• Saat kamu merasa hidupmu sibuk, apakah kamu juga merasa hadir di dalamnya?
• Apa yang kamu rasakan ketika menyadari bahwa waktu terus berjalan tanpa bisa diulang?
• Jika kamu memberi nilai pada satu momen kecil hari ini, apa rasa yang muncul setelahnya?

Sukacita butuh kehadiran utuh, sadar kalau riang itu bara dan tahu nilai waktu itu tidak bisa disandingkan dengan apapun juga.

We are the music makers, and we are the dreamers of dreams.

2. Sukacita sebagai Ruang dan untuk Bermimpi

Kutipan Willy Wonka , tapi sebenarnya dari puisi Arthur O’Shaughnessy, dipilih secara sadar oleh Wilder untuk mewakili jiwanya. Dengan mimpi dan sukacita sebagai kekuatannya, ruang dan baranya dalam berkarya.

Dengan mimpilah, langkahku bernafas dan sukacita sebagai kekuatan hidup. Dengan hati riang segala hal yang diberi waktu mampu dilalui termasuk mewujudkan semua impian.

Ada beberapa tulisan tentang mimpi, silahkan bertemu dengannya.

• Melangkah bersama mimpi – Lima dalam Empat Puluh
• Raja Ampat – Gerbang Mimpi Selanjutnya

Sukacita sebagai bara yang terus hidup di dalam, selama kita izinkan dan jika kamu ingin memberi nafas pada sukacitamu, mari sejenak menjawab kalimat ini.

• Apa mimpi kecil yang diam-diam bikin kamu merasa hidup?
• Apa yang kamu rasakan saat membayangkan hidup yang kamu inginkan?

Jika tujuan ada dan kelak menjadi terwujud, maka sukacita itu hadir tanpa perlu berusaha untuk datang.

You can’t live life being afraid.

3. Tentang Ketakutan dan Keberanian

Kutipan terakhir yang aku ambil tokoh luar biasa ini, soal ketakutan dan keberanian. Wilder pernah mengatakan ini soal perjuangan pribadinya dengan penyakit dan kesedihan. Dan aku dari sekian hal luar biasa dia alami, tentang menjalani sakitnya yang paling aku kagumi. Dia tetap memilih sukacita, buatnya jika ada takut maka tidak ada kehidupan.

Aku sendiri sudah melangkah sampai saat ini, keberanianlah yang memampukanku. Karenanya aku memilih sukacita sebagai kekuatan hidup. Aku selalu percaya bahwa hidup itu bergerak dan tanpa keberanian tak akan bisa berjalan.

Tentang keberanian aku juga menulisnya di Kesadaran Membentuk Keberanian – Langkahku dan Pelajaran dari Churchill tentang Bertahan – Aku dan Tokoh Part 1

Ada beberapa kalimat yang mungkin bisa jadi acuanmu untuk bisa menjadikan sukacita sebagai kekuatan hidup.

• Apa yang tetap kamu lakukan meskipun kamu takut?
• Ketika kamu menyadari bahwa kamu bisa bertahan di tengah rasa takut, bagaimana rasanya melihat dirimu sendiri?
• Jika keberanian adalah bentuk sukacita, di mana kamu menemukannya dalam hidupmu?

Dua rasa itu seperti bermusuhan , tetapi sejatinya mereka tak akan pernah terpisahkan. Kenapa? Mari kita lanjut kebagian berikut.

Jika Hidup Tak Pernah Menyakitkan, Masihkah Sukacita Terasa Bermakna?

Foto ini sebagai bukti tentang apakah sukacita itu masih bermakna jika ada tidak ada sakit.

Kala itu, perjalanan penuh harapan indah berubah menjadi sesuatu yang menyakitkan. Jujur saja rasanya ingin membatalkan semua rencana. Tetapi lagi, sukacita sebagai kekuatan hidup yang menerangi langkahku, mengingatkan, kemana keberanianmu atas semua mimpi dan bertanggung jawab atas waktu?

Akhirnya,

Rasa sakit, kecewa itu aku ubah jadi sukacita dan setelah itu sungguh waktu begitu ajaib, semua yang awalnya penuh kesedihan menjadi sukacita utuh. Kemudian, pertanyaan itu bergetar dalam diri.

Apakah sukacita itu akan sungguh penuh jika kecewa ,sedih dan sakit itu tidak ada sebelumnya?

Memutuskan sukacita dalam kesulitan, bukan tidak memberi ruang pada kesedihan, tetapi tetap hormat pada rasa itu dengan menerima, hingga hal itulah menjadi sukacita sebagai kekuatan hidup, ketika dengan sadar tidak berlarut. Kembali menikmati apa yang disekitar. Tersenyum tulus, menerima dengan iklas dan percaya bahwa waktu sangat adil.

Bersama tulisan ini aku berterima kasih pada hidup karena sudah mendidikku menjadikan sukacita sebagai kekuatan hidup.

Bagaimana dengan kamu?
Dari pelajaran hidup Gene Wilder, manakah yang paling menyentuh dan membuatmu sadar bahwa sukacita bukan sekadar rasa, tapi pilihan yang bisa menjadi kekuatan dalam langkahmu?

Ceritakan di kolom komentar yuk, siapa tahu, kisahmu hari ini bisa jadi bara kecil sukacita untuk orang lain.

Selamat melangkah dengan menghidupi waktu dengan baik, bersama mimpi dan keberanian dalam sukacita sebagai kekuatan dalam hidup.