Pernahkah kamu marah pada dirimu sendiri karena terlalu logis, atau terlalu sensitif? aku memilih 5 kembar kehidupan yang terpisahkan, sebagai nafas Senin ini dalam series Aku dan Tokoh.
Baca Juga: Aku dan Tokoh Arsip – Niksukacita
Lao Tzu berkata, “Semua hal memeluk yin dan merangkul yang.”
Hidup tidak sedang menyuruhmu memilih. Hidup sedang mengajakmu menyadari bahwa semua itu Seimbang, begitu katanya.
Banyak orang cukup tahu bahwa “terlalu” itu kurang tepat, tetapi kenapa sering menghindari hal-hal yang tidak menyamankan? Bukankah tidak ada kata nyaman kalau tidak merasakan tidak nyaman?
Kali ini, aku ingin berbagi pemikiran tentang bagaimana lima hal yang sejatinya mereka adalah kembar tak terpisahkan. Perlu mengenalnya lebih dekat dan semoga dengan itu keseimbangan bisa dimainkan dengan baik.

Tentang Aku dalam 5 Kembar Kehidupan
Perjalanan hidup yang berliku, rasa Kasih Keadilan, Nurani Logika, Sulit Senang, Kamu Aku dan Rasa Makna, semuanya tercicipi dalam langkah dan diberikan waktu untuk mempertajam diri. Layaknya pedang mereka itu dua sisi yang berbeda tapi satu kesatuan.
“Kak Nik kok bisa sih menolong padahal sudah diperlakukan tidak nyaman seperti itu”
Begitu satu diantara kawan-kawan yang heran tentang sikapku menolong membantu buat laporan dalam tiga bulan tanpa dibayar, dimana sebelumnya aku dikeluarkan dari kantor itu secara mendadak.
Baca juga: Semua Akan Kembali Padamu – Rahasia Waktu – 2016
Tulisan tentang semua akan kembali padamu bukti kalau karena kasih-ku pada hidup, aku mau melakukan yang mungkin orang lain melihatnya itu suatu kebodohan. Prasangka baik dan keyakinan akan keadilan hidup membuatku percaya, tak ada yang benar-benar sia-sia. Benar saja apa yang aku yakini berbuah manis.
Waktu tidak pernah berdusta untuk mengatur keadilan dan itulah bukti kasih kehidupan
Kemudian di lain waktu, ketika aku dengan logika jernih berani memutuskan, melepaskan seseorang yang sangat berarti, karena nurani menjelaskan jika tetap bersama tidak ada pertumbuhan hidup.
Baca juga:Langkah Besarku Ketiga – 2016
Dalam langkah besarku ketiga itu nurani dan logika bertarung tetapi akhirnya sadar, pertarungan dalam satu pokok walau dua sisi itu hanya membawa pada kejauhan dari inti. Akhrinya aku selaraskan dan dalam keseimbangan itulah bertemu jalan keluarnya.
Perpisahan itu juga tentang dua sisi Kamu dan Aku semakin ditajamkan, melihat bagaimana kebersamaan selama tujuh tahun membawa dampak pertumbuhan hidup satu sama lainnya.
Kamu dan aku karakter berbeda, saling melengkapi untuk pertumbuhan hidup
Dua kisah itu membawaku pada satu kesadaran: hidup tak pernah berbicara tentang satu arah. Setiap peristiwa yang aku alami bukan sekadar kenangan, tapi materi hidup-tempat pemaknaan berlangsung dan pelajaran dilahirkan.
Di tengah pencarian akan arti dari lima kembar kehidupan, aku dipertemukan dengan pemikiran Lao Tzu, yang tidak meminta kita memilih satu sisi, melainkan mengajak menyatu dalam keseimbangan.
Lao Tzu: Menyatu dalam Jalan yang Tak Memisahkan
Ketika mengulik tentang tokoh yang selaras dengan 5 kembar kehidupan tak terpisahkan ini, aku memilih seorang Lao Tzu.
Sosok bijak dari Tiongkok kuno yang diyakini hidup sekitar abad ke-6 SM. Ia dianggap sebagai pendiri Taoisme, sebuah jalan hidup yang mengajarkan keselarasan dengan alam, hidup tanpa paksaan, dan kebijaksanaan dari membiarkan segala sesuatu mengalir sebagaimana mestinya. Tokoh ini dikenal sebagai penulis karya klasik Tao Te Ching, sebuah kitab tipis yang memuat 81 ayat puitis penuh kebijaksanaan.
Pemikirannya hadir bukan untuk memberikan jawaban pasti, melainkan untuk menggugah kesadaran. Itu yang aku suka dan memberi kesadaran bahwa semuanya saling terkait. Ia tidak mendikte arah, tapi menunjukkan pola alam yang sudah ada, yang hanya bisa dilihat jika manusia bersedia menenangkan egonya.
“All things carry yin and embrace yang. They reach harmony by blending with the vital breath.”
– Tao Te Ching, Bab 42
Dalam kitab 81 ayat itu fokus utamanya,
- Tao (道) = Jalan, prinsip tertinggi semesta
- Wu Wei (無為) = Bertindak tanpa paksaan
- Yin-Yang = Dualitas saling melengkapi
- Kesederhanaan, kelembutan, harmoni alam
Dan aku mengambil satu yaitu Yin Yang dalam menyelaraskan tentang 5 kembar kehidupan yang tak terpisahkan.

5 Kembar Kehidupan – Dua Sisi berbeda yang tak terpisahkan
Memilih Kasih dan Keadilan, Hati dan Logika, Sulit dan Mudah, Kamu dan Aku dan Rasa dan Makna sebagai 5 kembar kehidupan, caraku mengajak untuk siapapun yang bertemu dengan tulisan ini menyadari kembali bahwa semua itu penting untuk diterima dengan sebaik-baiknya.
Menerima tanpa merasa tertekan tetapi menyadari mereka ada untuk saling melengkapi dan kita semua butuh itu. Hanya memang perlu strategi untuk memainnya supaya dua sisi itu melakukan tugasnya dengan tepat.
Untuk lebih mengenal mereka si 5 kembar kehidupan, mari sejenak dengan sadar melihat mereka dan menjawab setiap pertanyaan dalam hati atas setiap dua sisi berikut.
1. Kasih dan Keadilan
“Mercy without justice is the mother of dissolution; justice without mercy is cruelty.”
— Thomas Aquinas
5 kembar kehidupan pertama ini mengingatkanku pernah dititik yang selalu memperjuangkan keadilan, sehingga terlihat kaku dan cenderung keras kepala. Sering membuat orang lain malas berhadapan denganku, tetapi waktu terus memberi materi melalui kejadian-kejadian, akhirnya aku mengerti bahwa keadilan tanpa kasih hanya membunuh dan tidak membangun.
Kasih dan keadilan tidak bisa dipisahkan, mereka kembar wajah berbeda tapi satu pedang yang saling membutuhkan.
Kemudihan pertanyaan inipun hadir.
Saat aku ingin adil, apakah aku juga sedang memberi kasih pada sisi lain dari diriku?
2. Hati dan Logika (Nurani & Rasio)
“The heart has its reasons which reason knows not.”
— Blaise Pascal
Konon katanya ketika memutuskan sesuatu, perlu logika lebih dominan, tapi tahukah kalau keputusan tanpa melihat nurani, seperti berjalan tanpa arah. Hati adalah lentera dan yang mengarahkan tetapi logika memberi perhitunganya. Sehingga jika keduanya diselaraskan akan menjadi hal yang baik, tidak untuk saat ini tetapi untuk langkah selanjutnya.
Lalu mari melihat pertanyaan ini untuk lebih mendekat satu dari 5 kembar kehidupan ini.
Apa yang berubah ketika di izinkan logika memahami bahwa hati juga sedang berpikir?

3. Sulit dan Mudah
“If you are irritated by every rub, how will your mirror be polished?”
— Rumi
Satu dari 5 kembar kehidupan yang paling sering dihindari. Bersukacita jika kemudahan datang tetapi kesulitan sering dijauhi, tidak diterima dengan iklas. Tentu saja manusia dilahirkan bersama ego yang membawa karakter cenderung memilih senang pada kenyamanan, tetapi jika kesulitan diterima dengan baik diapun akan menjadikan mudah sebagai rasa yang begitu nikmat.
Mari renungkan pertanyaan ini.
Bagaimana jika kesulitan ini sedang membuka jalan bagi diriku yang tahu caranya menikmati hidup?
4. Kamu dan Aku
“I am not in this world to live up to your expectations, and you are not in this world to live up to mine.”
— Fritz Perls
Ah sepertinya untuk satu dalam 5 kembar kehidupan yang ini memiliki banyak lapisan yang sering melahirkan tanya, ataupun sering buta akan kenapa ada atau mengapa penting. Seperti kutipan diatas, bukan tentang saling memenuhi harapan, tetapi bagaimana kamu dan aku bisa-bisa saling bertumbuh dan menjadikan kehidupan lebih baik.
Barangkali pertanyaan ini mungkin bisa menyadarkan tentang pertumbuhan satu sama lainnya.
Apa yang mungkin tumbuh jika aku berhenti ingin mengubahmu, dan mulai mengundangmu hadir sebagai dirimu sendiri?
5. Rasa dan Makna
“Feelings are much like waves, we can’t stop them from coming but we can choose which one to surf.”
— Jonatan Mårtensson
Terakhir, dalam era sekarang ini penting untuk lebih dikenal lebih mendalam. Banyak peristiwa tetapi melupakan maknanya.
Mengejar tetapi ketika sudah mendapatkan tetap merasa belum mencapai. Maka bukan tentang mengejar atau memilih tetapi bagaimana rasa dan makna itu diberi satu ruang yang sama dan menjadikannya selaras.
Rasa ini mengarah ke makna seperti apa jika aku biarkan ia menunjukkan pesannya tanpa buru-buru kuadili?
Semoga pertanyaan penutup dari 5 kembar kehidupan itu membawa kita semakin sadar, tidak perlu buru-buru dan sadar bahwa dua sisi selalu punya tujuan dan tidak bisa terpisahkan.
Akhirnya,
Dalam perjalanan memahami diri dan semesta, kita diajak untuk menyadari bahwa 5 Kembar Kehidupan bukanlah pilihan, melainkan pelengkap yang saling menghidupi.
Kasih dan Keadilan, Hati dan Logika, Sulit dan Mudah, Kamu dan Aku, Rasa dan Makna -semuanya tak terpisahkan.
Seperti yin dan yang dalam ajaran Lao Tzu, keduanya lahir dari satu sumber, dan hanya dalam keberadaan bersama mereka menampakkan makna. Di sanalah hidup menyulam keseimbangan, dan dari sanalah kita belajar menyatu, bukan memilih.
Apa bagian dari 5 kembar kehidupan yang paling menggugahmu belakangan ini?
Yuk, bagikan di kolom komentar
Sumber:
1. Laozi – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
2. Tao Te Ching: The Taoist philosophy of Lao Tzu


13 Responses
Ternyata 5 kembar kehidupan yang sedang aku perjuangkan dengan amat sangat di dua tahun terakhir “Kasih dan keadilan” Benar banget keduanya membuat aku jadi mahluk yang sangat berbeda. Menyebalkan dan super kaku.
Belum lagi menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung hadeuh sungguh kehilangan diri karena merasa terlukai. Sungguh daku sedang ada di kubangan kerugian sekali. Untunglah ada banyak sinyal dan tanda menyadarkan, harus segera berbenah dan menghadapi ketidaknyamanan agar dapat lulus dan naik tingkat lagi. Terima kasih atas tulisannya yang ngena banget mba Nik.
Sama-sama La. Mari terus kita berproses. Kamu tetap hebat ya, karena semua akan menjadi baik ketika dimulai dari kesadaran.
Sulit dan Mudah ini jadi hal yang menurut daku sesuatu. Keduanya saling berkaitan dan beriringan, tapi tetap saja adakalanya seakan gak sabaran untuk menghadapi kesulitan. Seperti ingin lari menghindari. Padahal sudah diterangkan dengan amat gamblang, bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Hemm, ini PR yang gereget dalam kehidupan
Gereget banget mba, apalagi kalau tekanan hidup itu kadang dari semua arah hihi.
Mari terus berjuang sebaik-sebaiknya saja yak.
5 kembar yang bikin jadi intropeksi dan bertanya pada diri, sudah kah melakukan semuanya dengan baik? Prinsip yang jika dilakukan dalam kehidupan akan menyeimbangkan hidup ya. Nggak ada lagi deh galau karena kehidupan karena semua dilakukan sesuai dengan hati dan logika. Sulit dan mudahnya diterima dengan baik. Lagi-lagi bentuk penerimaan memang yang membuat kita semakin ikhlas.
Nah bener banget. Kalau sudah di tahap menerima akan membuat iklas itu kunci.
Semoga kita semua terus berjuang ke arah itu ya Mba. #Amin
5 kmbar ini seperti titik titik cakra ya? bisa siling terhubung sehingga bisa saling instropeksi juga
Titik kehidupan yang penting untuk disadari setiap saat, supaya saling seimbang.
filosofis banget yah kak…. Aku jadi mikir, bener juga ya, kadang kita suka ‘terlalu’ milih satu sisi sampai lupa kalau yang “lawan” itu justru pelengkap. Konsep 5 kembar kehidupan ala Lao Tzu ini bikin lebih legowo menghadapi naik turunnya hidup. Favoritku sih bagian Kasih dan Keadilan, sering banget berasa tarik ulur di situ.
Menyadari si kembar yang berbeda ini supaya hidup lebih tenang dan tidak terlalu mengingat apapun. Toss, aku juga sering berada di area itu, apalagi hidup sekarang lagi lucu-lucunya.
Keduanya berjalan beriringan dan tak terpisahkan ya.. logika dan nurani misalnya.. memutuskan sesuatu tak melulu pakai logika tapi juga dengarkan kata hati..
Benar Mba, tidak bisa dipisahkan. Wajah berbeda tapi tugas sama. Supaya kehidupan selaras.
Lima kembar kehidupan ini memang tak terpisahkan ya
Seharusnya bisa berjalan beriringan
Meski dalam realitanya itu tidak mudah