#Hidup Berkehidupan

Karena Hidup Tak Hanya Tentang Saya

Kehidupan Sedang Sakit – Penting Ingat 3 Hal Sederhana Ini Untuk Merawatnya

Bagikan

Oktober sebentar lagi sudah akan lewat dan hari ini melihat lebih jelas lagi bagaimana kehidupan sedang sakit. Sungguh sebagai pendengar dan mendapatkan tugas dari hidup, aku seperti bermain bulu tangkis, rasa dan logika-ku loncat sana sini, menangkis bola persoalan.

Rasanya apa yang aku tulis tentang menyambut tahun 2025 bahwa perlu dipertajam  Emotional Intelligence sangat tepat. Menghadapi semua persoalan butuh ketajaman dan ketenangan emosi.

Baca Juga: New Year 2025 – Siap bertemu dengannya? – Cek dulu yuk akarnya

Lalu apa kabarmu saat ini, tidak lama lagi kita akan meninggalkan 2025, apa rasamu?

Wajah sendu hari ini dengan hujan rintik sepanjang hari, seperti mewakili jawaban atas pertanyaanku diatas. Aku berani bertaruh, hampir semua insan merasakan kalau tahun ini sungguh penuh tantangan.

Seperti aku sendiri saat ini, mempersiapkan tulisan series Jumat, Kembali ke Akar kehidupan. Banyak hal yang ingin aku tulis, peristiwa minggu ini rasanya seperti rujak, campuran rasanya beragam. Memberi banyak ide tapi memilih yang tepat, untuk dibagi menjadi kembali ke akar penuh tantangan.

Baca Juga Series Jumat sebelumnya: Kembali ke Akar

Akhirnya, aku memutuskan untuk merajut aksara tentang kehidupan sedang sakit dan menghadirkan tulisan lalu, sebagai landasan tiga hal sederhana, prasangka baik, kejujuran untuk menerima dan mencintai dengan utuh kehidupan.

Kehidupan Sedang Sakit
Kehidupan Sedang Sakit

Merawat Kehidupan Sedang Sakit

Mungkin ada yang merasa berlebihan, kalau aku memberi label atas carut marut hidup di tahun ini sebagai kehidupan sedang sakit. Tetapi aku sendiri hampir setiap hari bertanya dan terus mengulik, mengapa tekanan waktu ke waktu semakin tajam.

Aku mendapati dan melihat lapisan peristiwa yang terjadi sebagai peringatan dari hidup itu sendiri. Jujur saja, apakah kita benar-benar merawat hidup dengan baik? Hal paling sederhana, seberapa bijak kita mengatur alam? Terutama hutan dan lautnya.

Ibaratnya kehidupan ini seorang istri cantik yang cerdas. Memanfaatkan kecantikannya dengan semena-mena, dipaksa melahirkan anak sebanyak-banyaknya, tanpa di rawat dengan baik. Merasa istri sendiri sudah cerdas dengan segala kekayaannya, di sayangi dengan baik, tetapi justru dipaksa melakukan sesuatu untuk memuaskan diri kita sendiri.

Lupa segala sesuatu ada batasnya. Hingga jatuh sakit, yang akhirnya ia sendiri marah.

Bukankah kita juga begitu pada hidup? Memakai semua yang seakan itu hak tapi tidak merawat dengan sebaik-baiknya. Hingga jatuh sakit dan dalam sakit tentu saja akan mengeluarkan semua hal-hal yang tidak baik. Dampaknya pun kita sendiri.

Lalu bagaimana menghadapi dan merawatnya?

Mari sejenak melihat lebih dekat hal-hal berikut dan makna semua aksara yang aku rajut dengan jiwa terbuka.

Dia Tak Cukup Baik Drama China - Kehidupan sedang sakit

Baca juga: Kehidupan Carut Marut? Ingat 3 Hal Cara Agar Tetap Waras dan Kuat

Jika dalam tulisan carut marut hidup aku menekankan Bertahan, Mencintai dan terus berkarya. Kali ini dalam merawat kehidupan sedang sakit, aku menekankan tiga hal ini.

1. Prasangka Baik – Akar Iman yang bertumbuh

Hal pertama aku sampaikan, untuk merawat kehidupan yang sedang sakit ini, penting sekali memperkuat pondasi hidup yaitu Iman yang kuat dan bertumbuh dan cerminan lakunya adalah prasangka baik.

Berpikir baik saja dulu dan selanjutkan biarkan saja hidup menunjukkan kebaikannya.

Beberapa tulisanku sebelumnya tentang prasangka baik, mungkin jadi pilihan untuk melengkapi pemahaman, mengapa prasangka baik sangat penting jadi dasar utama untuk merawat kehidupan yang sedang sakit ini.

Baca tulisanku sebelumnya:

Dengan prasangka baik, kehidupan akan merasa diterima, dengan hal tersebut akan tumbuh kepercayaan, bahwa apapun yang hidup berikan semuanya untuk tujuan kebaikan.

2. Jujur Pada Diri – Akar Kesadaran

Hal kedua yang perlu dilakukan untuk merawat kehidupan sedang sakit, jujurlah pada diri sendiri. Inilah awal kesadaran untuk melihat, apakah diri sudah adil pada hidup. Mengikuti semua aturannya.

Kejujuran memang kadang menyakitkan, menelanjangi banyak hal. Tetapi Ia pedang kesadaran paling murni.

Jujur pada diri, mengenali rasa atas semua dampak peristiwa itu penting sekali, karena dengan hal itu membawa kesadaran penuh bahwa kehidupan ini menguji seberapa murni diri atas setiap proses yang diberi hidup.

Temukan dan Baca juga tulisan sebelumnya:

Kejujuran sebuah akar kesadaran. Kunci untuk bisa melangkah dan bergerak dengan sepatutnya.

3. Mencintai dengan Utuh – Akar Kehidupan

Seberapa sadar bahwa mencintai adalah akar kehidupan, sadarkah juga kalau kehidupan sedang sakit ini berasal dari bagaimana banyak cinta semakin memudar. Tidakkah melihat bahwa begitu banyak persoalan hidup lahir dari betapa semu-nya lakunya.

Sedangkan, cinta adalah akar, nafas dan kehidupan itu. Tanpanya maka suka tidak suka akan melahirkan kesakitan. Contoh nyata cara kita mencintai hidup, apa yang kita sungguh mencintainya dengan tulus?

Cinta yang tulus akan selalu melahirkan kenyamanan, kebaikan, pertumbuhan dan berkehidupan.

Aku sendiri melihat dengan begitu pedih, bahwa sesungguhnya cinta pada hidup semakin jauh dari porosnya, sehingga hadirnyalah tekanan yang terus bertubi-tubi, bukti bagaimana kehidupan sedang sakit.

Temukan Tulisan sebelumnya tentang Cinta:

Maka hal ketiga yang paling kunci untuk merawat kehidupan sedang sakit adalah mencintai dengan utuh. Menerima dengan iklas kalau saat ini kehidupan sedang tidak baik dan kemudian cinta itu yang akan menyembuhkannya.

Mencintai dengan ketenangan jiwa - Kehidupan sedang sakit

Akhirnya

Jika kehidupan sedang sakit, mungkin inilah saatnya kita semua belajar merawatnya, dengan prasangka baik, kejujuran pada diri, dan cinta yang utuh. Aku sudah berbagi tiga hal sederhana yang menjadi penopangku.

Kalau kamu, apa yang dilakukan untuk merawat kehidupanmu akhir-akhir ini? Atau, adakah hal kecil yang terasa menyembuhkan, meski tak sempurna?

Tulis di kolom komentar yuk – mungkin, dari sana kita bisa saling menyembuhkan.

Pasar Minggu Jakarta, 24 Oktober 2025
Ditulis diiringi piano mesra dengan rintik hujan.

Bagikan

Kasih Semangat

Mungkin tulisanku tidak sempurna tapi jika itu menyegarkan, kamu suka, iklas membuatku lebih rajin menulis dengan berbagi rejekimu, silahkan ya.

BCA Ratmini 8831921978 || GoPay, +6281317616161

artikel lainnya

16 Responses

  1. Bagiku merawat kehidupan yang sedang sakit ini tetap berprasangka baik, tetap menerima dengan ikhlas sehingga antara fikiran dan tubuh bersinergi untuk tetap sehat juga karena menerima takdir dengan legowo.

  2. Kak Nik, aku baca ini abis dua minggu letih merawat anak-anakku yang sakit sampai dirawat inap. Terima kasih ya sudah mengingatkan untuk selalu menerima dan berpikiran positif.

    Ini pun jadi reminder diriku sendiri untuk selalu merawat karunia tubuhku, menjaganya tetap sehat, waras, dan berkesadaran. Seiring anak-anak sembuh dari sakitnya, diriku pun mendapat banyak hikmah dari hari-hari merenung sambil mengusap-usap badan si kecil.

  3. Berprasangka baik itu penting. Bahkan dalam agama dianjurkan begitu. Aku pernah baca, intinya kalo kita terbiasa berpikir yg baik, berprasangka baik, maka hal2 baik saja yg akan datang ke kita. Menurutku bener sih.

    Krn ngerasain sendiri pas masih kerja dulu. Ada 1 hari di mana aku dr pagi memang udah ga mood. Dan bawaan mikir jeleeek mulu. Dan seharian itu aku hanya dpat kejadian sial. Ntah dapat nasabah rewel, transaksi ga lancar, sistem masalah. Dipikir2 mungkin Krn dr awal aku secara ga langsung menarik segala hal2 negatif tadi.

    Jadi membiasakan diri skr, utk berprasangka baik dan jujur terhadap diri sendiri

  4. Saya pun merasakan, kalau tahun 2025 ini kehidupan saya lagi tak baik Mbak. Kayaknya sekedar bertahan dan berusaha mencari sesuatu. Tapi saya sadar. Inilah kehidupan. Pasti ada naik turunnya. Tahun-tahun sebelumnya saya juga merasakan kehidupan berjalan manis sesuai yang saya inginkan. Intinya memang terus bersyukur. Karena hidup ini sawang sinawang. Setiap orang punya Masalah masing-masing. Pastinya setuju, jujur pada diri sendiri. Menerima diri apa adanya sehingga tidak mengeluh

  5. Kalau versiku dalam 2 tahun ini seperti naik roller coaster. Tapi emang kehidupan harus dijalani walau dengan aduh aduh gimana besok ya Tuhan?
    Memang harus berprasangka baik pada Tuhan ya. Jalan hidup seperti ini biar manusia belajar dan tidak jumawa.

  6. Berprasangka baik adalah kunci. Saya sendiri percaya, pikiran kita bisa membawa pengaruh pada jalan hidup kita. Saking seringnya itu terjadi. Jadi sekarang berusaha mikir yang baik-baik aja. Kalau ada pikiran buruk melintas buru-buru ditepis.

    Jujur pada diri sendiri juga penting. Ini termasuk salah satu pintu penerimaan yang membuat hati semakin tenang dan selanjutnya bisa mencintai dengan utuh. Memang tidak mudah. Mencintai dengan utuh dan tanpa syarat itu perlu perjuangan tersendiri bagiku.

  7. Sakit adalah sebuah perasaan yang pasti dialami oleh setiap manusia tapi memang kita harus bisa merawatnya sehingga bisa menjadikan sebuah pengalaman positif dalam hidup dan yang pasti menjadikan diri menjadi lebih kuat dan pasti

  8. Salah satu yang masih kupelajari sampai sekarang adalah bagaimana berprasangka baik. Kadang ketika kehidupan sedang tidak sehat, aku cenderung bertanya “kenapa harus aku?” atau “apa yang salah dengan aku?” kurang lebih begitu. Meski pertanyaan itu tidak pernah kembali menjadi jawaban. Hehehe…

    Hanya saja, aku masih berusaha untuk mencintai diri sendiri. Barangkali kehidupan sedang menginginkanku istirahat. Dan memang barangkali juga kehidupan menginginkanku berprasangka baik pada semesta. 🙂

  9. tulisan ini ‘kena’ banget! rasanya seperti membaca summary tahun 2025 ini. diriku sih setuju banget, kayaknya kita semua memang sedang diajak ‘introspeksi massal’.
    Nah…. dsku sendiri akhir-akhir ini coba fokus ke kejujuran pada diri; mengakui kalau sedang overwhelmed itu ternyata sudah setengah dari solusi.
    Btw,biasanya hal kecil yang menyembuhkan diriku akhir-akhir ini adalah jalan kaki sebentar tanpa gadget. Rasanya seperti memberi jeda napas pada jiwa yang hectic.

  10. Kalau terkait berprasangka, mungkin adakalanya bisa jadi over thinking atau parno-an, sehingga prasangka jadi buruk.

    Bisa juga prasangka positif, karena ada keyakinan dalam diri yang terhubung juga dengan Maha Pencipta.

    Jadinya kalau menurut daku, mengarahnya ke diri sendiri juga ya, bagaimana mengatur pikiran dalam berprasangka

  11. Sepertinya aku relate juga dengan tulisan ini di mana belakangan kondisi fisik seolah baik, tetapi belum tentu dengan mental. Kalau fisik lebih mudah disembuhkannya, mental ini yang rumit ya mbak.
    Tapi hidup emang gitu, akan selalu diuji. Perasaan sakit yang dialami juga bagian dari ujian. Nomor satu emang selalu m,enumbuhkan prasangka baik, baik itu melihat sisi positif dari keadaan ataupun rencana Tuhan yang nggak tahu ke depannya apaan.
    Menerima kondisi itu dan menerima diri kita terpilih menjalaninya juga sangat penting yaa supaya nggak nambah beban pikiran yang bikin bertambah sakit. Fokusnya dialihkan ke mencari solusi ketimbang selalu bertanya why why.

  12. Berpikir baik saja dulu dan selanjutkan biarkan saja hidup menunjukkan kebaikannya -> ini sesuai banget dengan prinsip dalam Islam ka Nik, “Allah itu sesuai prasangka hambaNya”. Jadi betul dan setuju banget untuk berpikir baik dulu saja, karena dari situ, kita jadi bisa melihat peluang baik sekecil apapun itu. Allah yang akhirnya akan memudahkan kita untuk mendapat kebaikan-kebaikan selanjutnya.

  13. Tulisan ini mengingatkan bahwa tubuh juga butuh didengarkan dan dirawat dengan sabar. Kadang sakit justru jadi cara lembut dari semesta untuk membuat kita berhenti sejenak dan kembali menata diri.

  14. Merawat prasangka baik di tengah kekacauan hidup itu tidak mudah, tapi memang manusia harus selalu diingatkan ya Mba. Terima kasih untuk selalu mengingatkan kita semua menjadi manusia yang baik. Mengembalikan fitrah manusia yang pada dasarnya baik. Terkadang keruhnya dunia membuat kita lupa akan itu semua tapi orang-orang seperti Mbak Nik seperti vitamin dan obat, terkadang menyembuhkan, terkadang membuat kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Subscribe Newsletter

Daftarkan email kamu, dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form

Artikel Terbaru

Tentang Saya

Seedbacklink