Kereta serpong dalam kenangan, pemicunya ketika minggu ini aku membicarakan bagaimana Tuhan begitu baik menjaga setiap langkahku.
Saat itu salah satu yang aku sebut adik di kantor sedang mengalami hal yang kurang sesuai dalam harinya.
Entah kenapa tiba-tiba saja teringat kenangan dalam kereta selama bertahun-tahun dijalani.
Bagaimana sebelum mentari hadir dan larut malam menemani kala itu, seseorang yang begitu setia menjaga dan menunggu setiap harinya.
Tiba-tiba semuanya terlihat dan mengingatkan betapa Tuhan sungguh menjaga dan memeliharaku.
Kereta serpong dalam kenangan.
Perjuangannya – Kereta Serpong dalam kenangan
Sesak nafasku saat ini ketika mulai mengingat untuk menuangkan kenangan itu.
Antara malu dan sedih,
Malu bagaimana sering hati ini berulang kali mempertanyakan tentang masa yang akan datang tentang diri ke Tuhan.
Sedih bagaimana sikap hatiku disaat tertentu, tidak mencerminkan bagaimana Tuhan telah memelihara hidupku. Tapi akhirnya tetap bersyukur, hal-hal pahit dalam hidup berusaha aku perlihatkan dengan tanpa sungut .
Menjaga dalam Letih
Mimpi terlalu banyak membuatku bekerja tak pernah lelah.
Saat ini akhirnya aku bersyukur bagaimana waktu melatihku dari kecil untuk punya jiwa yang kuat.
Jiwa yang tak pantang menyerah untuk meraih apa yang menjadi tujuan.
Teringat kala itu, Kereta serpong dalam kenangan
Aku pulang dari kantor dengan naik kereta jam 11 malam dan ketika itu belum punya hp. Aku ketiduran dan melewati stasiun Serpong.
Tepatnya stasiun Cisauk.
Ketika bangun aku bengong dan sedikit bingung, bagaimana kembali dan sampai dirumah dengan keadaan seperti itu.
Tak ada hp sedangkan ada seseorang sudah menunggu di stasiun Serpong. Bagaimana paniknya dia ketika aku tak kunjung muncul saat kereta yang ditentukan sudah lewat.
Aku turun dan pasrah.
Lewat dari jam 12 malam, aku berdiri di pinggir jalan raya Cisauk. Berharap angkot lewat dan membawaku ke jalan raya Serpong.
Doaku, Tuhan terserahMu saja, terjadi ya terjadilah…
Tak lama dari itu angkot lewat dan kosong, sopirnya berhenti dan bertanya,
” Neng, mau kedepan ? ke jalan raya Serpong ? “
Iya pak, Bapak kesanakah ? Naik aja neng ..katanya.
Dengan keberanian aku naik karena angkot nya kosong , hanya aku dan pak sopir, dia berkata kenapa jam segini masih dijalan. Aku bilang, aku ketiduran di kereta sampai terlewat.
Sopir angkutnya berkata, Capek ya neng…, begitulah.. tanpa sadar raga ini letih diajak meniti waktu menuju mimpi.
Akhirnya sampai di Raya Serpong, aku memberikan ongkos dan supir itu menolak dan berlalu begitu saja.
Aku bengong dan hanya bilang oh Tuhan….
Terulang lagi….
Selang bertahun-tahun setelah punya hp, aku mengulang hal yang sama bagaimana ragaku ga mau di ajak berkompromi.
Letih, ketiduran dan melewati stasiun tujuan.
Bedanya, ini stasiunnya lebih jauh. Rangkas Bitung.
Punya hp memang tapi jauhnya stasiun dan aku belum pernah kesana sama sekali dan itu di jam 11 malam.
Lagi dan lagi aku pasrah dan memohon jalanNya.
Tentu ada saja jalan dan lebih banyak bersama waktu hingga aku lebih tenang percaya ada jalannya.
Lebih tenang lagi aku bisa memberi kabar ke yang nunggu di stasiun untuk dia kembali atau menunggu di depan komplek rumah saja.
Walau dengan omelan bernada khawatir.
Hanya mampu minta maaf. Kereta serpong dalam kenangan mengusik rindu.
Mengejar Pagi…
Cerita Jejak Sukacita ku dengan kereta serpong dalam kenangan, berlanjut saat mengejar pagi.
Pagi itu, kembali raga ketika berontak diajak bangun seperti biasa. Ritme rutinitasku saat itu, tidur diatas jam 11 malam dan bangun jam 5 pagi.
Kadang lebih sering tidur jam 1 an pagi bahkan kadang pernah tidur jam 3 pagi dan tetap bangun jam 5 pagi.
Mengejar pagi adalah hal utama hidupku, memastikan untuk tidak terlambat naik kereta pagi, karena kalau terlambat sungguh malapetaka buatku.
Keuangan yang terbilang minim tak memberikan jalan lain padaku selain naik kereta.
Hingga pernah beberapa kali karena kesiangan aku harus naik kereta barang, berdiri disela-sela gerbong. Hal itu tak membuatku takut.
Yang sebenarnya hal itu tak diijinkan oleh petugas, namun memasang muka melas karena tidak mau naik kesiangan sampai kantor, petugasnyapun tak sampai hati untuk melarang.
Walau dengan melawan maut karena bisa saja terjatuh dan muka hitam oleh debu dalam perjalanan, dengan sukacita aku sampai kantor sesuai jam yang di harapkan.
Kecopetan
Ini hal yang paling aku ingat disaat waktu dengan jail membisikan tentang kecukupan.
Saat itu, supaya lebih cepat sampai rumah aku memaksakan diri untuk naik kereta yang seper penuh , sama percis seperti gambar diatas.
Hal itu sejatinya biasa dijalani saat waktu mendesak, semuanya aman-aman saja, kecuali hari itu.
Dompet yang paling berharga menjadi oleh-oleh seorang kakak yang penuh kasih lenyap diambil oleh pencopet.
Tak pernah ada uang tunai banyak di dompet itu, tak aku sesalkan , hanya saja arti dompet itu membuatku hampir menangis.
Aku duduk termenung sedih kehilangan dompet, tak berpikir kalau uang sudah tak ada lagi untuk sampai rumah.
Karena bisa saja jalan kali walau cukup jauh.
Saat duduk dengan sendunya adalah seorang wanita menghampiriku, dan berkata ” dik, kenapa ? ” Aku jelaskan keadaanku.
Kontan saja dia memberiku lembaran 20 ribuan.
Pakai ini untuk pulang ya dan dia ngeloyor pergi, tanpa ku bisa mengucap terima kasih lebih dekat.
Terima kasihku terucap setengah berteriak dan kukatakan juga nanti aku kembalikan. Dia menoleh dan tersenyum sambil melambaikan tangan seolah berkata ” tak usah “
Selang waktu berlalu aku bertemu dengan wanita itu dan kukembalikan uang yang telah dia beri padaku, dia tak mau walau dengan paksaan .
Setelah kejadian itu tak ada kedekatan diantara kami walau seringnya bertemu, hanya ada senyum manis dan sukacita diantar kami kala berjumpa.
Indahnya Bumi.
Bumi ini indah, itu selalu tertanam dalam diri. Yang membuat terlihat atau terasa tak indah itu kita sebagaimana manusia terlalu sering lebih mementingkan ego masing-masing
Ego dengan menularkan hal-hal yang kurang baik, menularkan sungut, keluh kesah yang berlebihan.
Terlupakan bagaimana hal yang kurang tepat terjadi itu hanya pemurnian bagaimana kita hidup hanyalah suatu jalan menuju pulang.
Kereta serpong dalam kenangan menjadi catatan pentingku bersama langkah Cerita jejak sukacita ku, dengan segala perjuangannya.
Tuhan dengan semestanya memberikan hadiah -hadiah yang manis.
Mba, Tak pernah punya masalah ya ?
Lagi menunggu kereta tiba-tiba gadis berjilbab disampingku bertanya , tak pernah aku lihat gadis itu sebelumnya.
Karena wajah-wajah penumpang kereta api hampir banyak kukenal, saking bertahun-tahun memakai kereta api sebagai transport kerja.
Senyum paling manis kuberikan padanya sebagai jawaban,bersama muka kucelku karena dulu antara tak sempat merawat diri atau memang malas akupun lupa.
Bersama senyum , aku menjawab dengan satu pertanyaan, ” eh mba emangnya kenapa ya ? “
” Mba tuh saya perhatikan, tiap hari selalu bersemangat, dengan senyum menunggu dengan senyum mba menghadapi orang-orang kadang mengesalkan mba “
duh, saat itu aku merasa seperti diangkat setinggi-tingginya oleh penciptaku sekaligus kaget.
Ternyata ada orang yang memperhatikan tingkah lakuku tanpa kusadari.
Aku sungguh berterima kasih padanya, dengan tulus kukatakan, tak ada manusia dibumi ini tak punya masalah, hanya saja bagaimana mengaturnya.
Kukatakan juga, masalahku banyak tapi aku hanya bisa menaruh semuanya dalam doa dan tangis setiap malamnya.
Berserah bahwa semuanya sudah diaturnya hingga pagi menjemput bersama hari kewajibanku adalah bersukacita dan tersenyum.
Melakukan semuanya yang sudah diberi , menjauhkan diri dari sungut dan bergiat terus dalam harapan.
Hingga keretapun datang, dia berterima kasih karena sudah memberi hal yang baik pagi itu padanya.
Kamipun terpisahkan oleh keramaian orang berlomba masuk kedalam kereta api.
Hari itu semangatku berlipat ganda karena sudah di beri hadiah hidup oleh semesta melalui gadis itu.
Mba, Tak baca buku hari ini ?
Pertanyaan ini juga pernah aku terima saat aku baru duduk di kereta. Kebiasaanku waktu itu duduk di gerbong 3.
Setelah duduk selalu membuka tas dan baca buku.
Tak kusangka juga hal itu diperhatikan oleh orang dan salah satunya bertanya disaat tak melakukan kebiasaan itu.
Kalau tak baca buku biasanya aku tidur . Mungkin saat itu aku tak melakukan hal itu dan hanya bengong.
Hingga orang disampingku bertanya, aku kontan saja kaget karena tak menyangka ada yang bertanya seperti itu.
Oh lagi sedikit lelah jawabku, trus dia melanjutkan . Oh ya mba.. soalnya saya lihat mba rajin banget baca .
Kembali bumi ini terlihat dan terasa indah, bagaimana ada orang begitu perhatian, aku mengucapkan terima kasih atas itu dan kukatakan hal itu untuk mengisi waktu .
Diapun tersenyum dan diam.
Tak banyak perbincangan terjadi diantara kami, seakan memberi ruang untukku untuk istirahat
Persahabatan melebihi saudara
Hingga saat ini waktu bersamaku, hal yang paling bahagia dalam hidup ketika aku memiliki orang-orang yang disebut sahabat.
Mereka menjadikan bumi dalam hidupku begitu indah.
Kereta Serpong dalam kenangan menjadi salah satunya.
Dimana bertahun-tahun di kereta, ada satu masa aku menemukan para sahabat yang tetap sampai saat ini saling mendukung.
Dengan tulus tetap memperhatikan satu sama yang lainnya sampai saat ini, walau kita sudah jarang bertemu.
Bahkan ada yang tinggal diluar kotapun tetap saling support satu sama lainnya.
Kisah mereka akan aku abadikan dalam tulisan dilain waktu lebih detail.
Indahnya waktu – Kereta Serpong dalam kenangan
Hingga akhirnya aku semakin bersyukur betapa waktu begitu indah memurnikan segala sesuatu.
Semuanya bisa dilakukan karena sudah di taruh prinsip hidup oleh penciptaku dalam diri.
Bagimana indahnya waktu terlihat juga dalam kisah hidupku yang pernah di tulis oleh salah satu sahabatku sebagai hadiah ulang tahunku.
Tulisan ini hadir untuk menyatakan bagaimana bersama waktu bumi ini indah dan berharap menjadi bermanfaat.
Selamat menikmati waktu.
all pic by google
Sungguh menyenangkan bisa memberikan hal positif bagi orang lain ketika kita semua tengah sibuk dengan urusan masing-masing. Semoga saja kehadiran kita di dunia juga dapat menginspirasi orang lain untuk beraktivitas positif ya, amin.
Amin amin amin, Terima kasih ya
Ternyata banyak cerita mbaa dari pengalaman kereta serpong ini yaa…
Begitu banyak orang yangmemperhatikan kita tanpa kita sadari entah yang memang baru pertama kali bertemu atau sering bertemu meskipun tdk saling bertegur sapa hanya memperhatikan…
Bener kata mb nik..serahkan semua dalam doa dan tangis tiap malam berharap semoga besok akan jauh lebih baik dr hari ini…
Iya saking kagetnya bengong dan seperti biasa aku selalu mencatat setiap kejadian harian dan akhirnya saat punya blog ini aku abadikan dalam tulisan disini.
jadi inget kereta dulu yang di jakarta, penumpang sampe naik ke atap, tiap lihat berita rasanya miris gimana gitu, sepertinya keselamatan nomer sekian.
Perlahan, kereta indonesia mengalami kemajuan, bahkan sudah ada MRT yang bisa membantu masyarakat untuk tiba di tujuan lebih cepet
kadang yang aku takutkan kalau naik kereta sendirian, adalah pas tertidur dan stasiun tujuan udah kelewat, soalnya dulu hampir pernah mengalami
aku setuju sama mbak Nik, apapun masalah kita, diserahkan pada Tuhan, dan tetep berdoa mohon petunjuk pastinya
Iya karena hanya DIA yang paling mengerti semua keadaan.
Mba Nik, kereta serpong beneran penuh kenangan buat mba. Aku bacanya sambil merasa nano-nano. Betapa baiknya sang pencipta saat mendatangkan supir angkot di tengah malam, bahkan beliau tidak mengambil ongkos. Sungguh luar biasa sekali pertolonganNya.
Ternyata di dalam gerbong pun ada aja orang yang memperhatikan kebiasaan mba. Bahkan saat kehilangan dompet, ada orang baik kasih buat ongkos. Walaupun dompet yang hilang merupakan benda bermakna.
Salut sekali mba, beneran morning person dan pejuang yang tangguh. Sehat dan bahagia mba 😇
Duuh makasi sanget, aku terharu membaca komenmu.
Wah, nostalgia banget baca ceritanya! dari sebuah gerbong, banyak sekali cerita hidup yang bisa ditulis ulang. semuanya memberikan kenangan dan pelajaran yang bearti ya kak. Hidup terus berjalan dan semuanya harus dinikmati dengan riang gembira dan penuh syukur. Terima kasih sudah berbagi cerita!
Terima kasih juga sudah mampir dan komen. Sehat2 ya kita.
Mba nik, terharu loh bacanya 🥹. Dan JD reminder utk selalu menebarkan aura positif kayak mba, sampai orang yg rutin ketemu di kereta jadi tahu kebiasaan mba, dan Krn terpancar aura positif yg seolah tanpa masalah tadi ❤️❤️.
Pengen banget bisa begitu. Aku sendiri masih hrs handle mood swingku yg naik turun. Melihat semangat mba nik, dan sikap positifnya, jadi bikin terpacu utk ngelakuin hal yg sama 🤗
Kita terus berproses kok sampai nanti pulang ke rumah Abadi. Semangat kita.
Mbak Nik, kami tuh lagi mau nulis antologi tentang meet stranger on traveling, walaupun bukan lagi perjalanan jauh kayaknya tulisan Mbak Nik cock deh, bagus banget ini…kalau naik kereta rutin biasanya penumpangnya itu itu saja ya Mbak jadi familiar satu sama lain..
Familiar tapi tidak saling kenal seperti asing hehehe. menarik seh tuh antologi meet stranger.
Ka Niiikk.. mashaAllaa~
Pengalamannya luar biasa. Bolak-balik kehidupan yang dibilang penuh warna dan pembelajaran.
Ijin bertanya, ka Nik..
Bagaimana bisa semua kebaikan datang kepada diri?
Apakah pola pikir bahwa “Di dunia ini gak ada orang jahat?” bisa membuat magnet rejeki itu datang?
Kadangkala kala melihat pengalaman keberuntungan seseorang ini, gak bisa ditiru.
Tapi bisa dipelajari dengan pola pikir serupa. Menurutku..
Karena rejeki itu bagaikan magnet, yang harusnya ada alat pemanggilnya nih..
Atau ka Nik sendiri melakukan amalan serupa terhadap orang lain ((mudah membantu)) sehingga kebaikan itu hadir?
Kayanya ini yang ka Nik jarang ceritakan yaa.. kebaikan yang sudah ka Nik lakukan agar mestakung.
Aku meneteskan air mata loh baca komenmu ini, aku hanya bisa jawab bahwa kasih tulus itu selalu mencari tuannya yang tepat dan waktu tidak pernah berbohong setiap detikpun.
Jadi kenangan tersendiri ya Mba Nik dan jadi nostalgia banget pastinya, jadi mengingatkan banyak hal terhadap diri saya termasuk menebar aura positif ke orang-orang sekitar
Iya mba. Terima kasih yaa
Setiap perjalanan yang kita lakukan pasti ada ceritanya ya mba
Termasuk saat menggunakan kereta api
Banyak suka dan duka menyertai ya
Mulai dari kebablasan stasiun hingga kecopetan
Menjadi hal yang akan selalu dikenang ya
Iya mba, menjadi bagian indah dalam perjalananku.