#Hidup Berkehidupan

Karena Hidup Tak Hanya Tentang Saya

Makan dan Cerita – Merangkul Kehidupan Rahasia Rasa – Happy Anniversary Food Blogger Indonesia

Bagikan

Makan dan Cerita rahasia berkehidupan, jadi bagian series Rabu, Peta Rasa Sukacita bagian ke 20. Menjadi catatan khusus bagaimana merangkul kehidupan dengan rasa.

Baca juga kisah sebelumnya: Peta Rasa Sukacita

Tahun ini aku tersadar dengan satu hal, mengapa diri tidak melatih untuk masak dari sejak dini. Mengerti, tidak boleh menyesal dengan sudah lewat, tetap saja ada rasa yang membuatku ingin kembali di masa-masa Ibu memasak dan saat itu aku tidak malas belajar darinya.

Sampai terlintas dalam pikiran, jika ada kehidupan selanjutnya atau terlahir kembali, hal yang paling utama yang ingin aku tajamkan adalah memasak. Aaah memang manusia kadang ada saja penyesalan yang tidak perlu.

Sebenarnya di usia saat ini pun masih bisa melatih. Tetapi merasa telat saja. Walau tetap aku berusaha untuk belajar memasak.

Akhir-akhir ini, pikiranku terus bertarung, menilik, melihat dan menyadari satu hal bahwa makanan soal utama yang paling penting untuk di perhatikan. Konon katanya, jika soal perut aman, hidup akan baik-baik saja.

Aku sendiri setuju dengan hal itu, karena melalui makan banyak persoalan bisa di selesaikan. Perut kenyang membawa damai tetapi jika kosong sering melahirkan persoalan.

Lalu, menjadi lebih hidup ketika makan dan cerita dipadu dan di hidupi dengan penuh rasa, maka kehidupan dapat dirangkul dengan baik.

Menenukan Cinta di Dapur Tara - Makan dan Cerita

Aku dan Makan Seperti baru mengenal lebih dekat

Seperti sebuah pengakuan terbuka, sejatinya soal makan aku tidak mengenal terlalu dalam. Buatku, makan itu hanya sebuah kewajiban, tidak perlu merasakan bagaimana detail rasanya. Yang aku rasa hanya enak dan enak banget.

Sedari kecil aku tidak terbiasa jajan, makan hanya bagaimana bisa bertahan hidup dan melanjutkan hidup. Jika orang lain jajan, aku sendiri melihat dulu apakah perutku lapar atau tidak. Jika lapar aku pulang makan apa yang ada di dapur, jika tidak aku melanjutkan aktifitas, entah itu main di alam ataupun jaga anak saudara.

Mungkin karena itu, aku kurang tertarik dengan makanan, bagaimana mengolah atau menciptakan rasa. Belakangan ketika waktu terus memberi didikan, aku tersadar ternyata rahasia berkehidupan bermuara apa di makan dan cerita yang di wariskan.

Menikmati makanan dengan menghormatinya tanpa terburu-buru, itu pun aku baru rasakan belum ada lima tahun. Lagi, karena memang makan adalah sebuah kewajiban saja.

Akhirnya, entah siapa yang jatuh hati dulu. Makanan atau aku, yang jelas, belakangan ini aku semakin memperhatikan rasa yang kunikmati. Terlebih waktu menawarkan begitu ragam rasa. Tidak hanya dalam kesederhanaan makanan rumah, tetapi juga makanan di hotel berbintang.

Belasan tahun belakangan waktu memang begitu merangkulku dengan mesra, diberi hal-hal menyamankan, mengecap rasa dari berbagai pengalaman hidup. Termasuk soal makan dan cerita yang diperkenalkan oleh orang-orang terdekat.

Tahun ini, ada begitu banyak rasa yang kukecap – dan beberapa di antaranya akan menjadi cerita terbaik dalam langkah hidupku. Dari kehangatan masakan Dapur Tara, nasi liwet selepas traking di Sentul, hingga ayam jahe yang kumasak sendiri saat tubuh lemah namun hati ingin pulih. Semua rasa itu kini menjadi catatan makan dan cerita dalam kisahku kali ini.

Makan dan Cerita

Makan dan Cerita Merangkul Kehidupan Rahasia Rasa

Ada tiga makanan menjadi Peta Rasa Sukacita di tahun 2025 sampai Rabu, di Minggu Oktober akhir 2025. Aku simpan sebagai cerita di tulisan ini sebagai catatan yang kelak mengingatkan bahwa segalanya berproses dan hidup tetap adil dalam carut marutnya.

Pertama.
Januari ini hidup memberi hadiah padaku, melalui orang-orang terdekatku dengan memberi perjalanan ke Labuan Bajo. Dalam kesempatan itu aku bertemu dengan tempat yang ingin kembali dan kembali. Dapur Tara sebagai sebagai kisah pertama makan dan cerita.

Temukan kisahnya di Menemukan Cinta di Dapur Tara – Flores 2025

Kedua.
Minggu kedua di Oktober ini, aku di paksa oleh waktu untuk istirahat total. Aku terbaring tiga hari, hanya bisa memaksa diri bangun untuk makan. Dan sebelas harinya aku berjuang memulihkan diri dan genap dua minggu di rumah, tidak keluar sama sekali dari apartemen.

Selama hidup, aku sakit bisa dibilang ini satu diantara yang paling berat. Aku tidak mudah sakit, apalagi sampai tidak mau makan dan ini salah satunya. Karena itu, dengan hidup sendiri, aku memaksa diri untuk memaksa dan aku tahjub dengan diriku karena kali masakannya aku suka. Ayam Jahe, rasanya begitu nikmat. Mungkin karena berhari-hari tidak bisa makan, dan dengan masak sendiri, rasanya jadi nikmat.

Bisa jadi mungkin menghargai diri sendiri dalam badan lemah, kepala pusing, berjuang memasak sehingga rasa yang di dapat seperti melunasi lelahnya. Sepertinya ini salah satu kejadian bagaimana aku jatuh hati pada makanan. Penghormatan pada makan dan cerita yang mengikatnya.

Ketiga.
Masih dalam pemulihan, seorang kawan mengajak traking ke Sentul dan sungguh perjalanan yang biasanya buatku tidak terlalu menantang, saat itu seperti sebuah tantangan besar. Kisahnya nanti aku ceritakan di tulisan terpisah. Kali ini aku ceritakan, bagaimana akhir dari perjalanan, kami menikmati nasi liwet yang super enak buatku.

Bagaimana tidak, aku makan dua piring dengan mengambil lauk beberapa kali. Seperti balas dendam karena selama sakit tidak bisa makan. Tetapi bukan soal aku baru sembuh, nasi liwet yang aku makan di warung traking Sentul itu sungguh enak enak. Dipadu dengan lauknya, ayamnya gurih, tahunya. Aduh jadi lapar ketika menulisnya dan lalapannya. Segar.

Tiga cerita tentang makanan diatas membawa rasa tersendiri buatku. Menyadari dan jatuh hati, dengan makan dan cerita semakin memahami alur kehidupan. Melaluinya ada lapisan makna yang aku rasakan.

Dapur Tara dan Ayam Jahe dengan penghormatan rasa dan Nasi Liwet dengan kebersamaannya.

Happy Anniversary Ke 3 Food Blogger Indonesia (FBI)

Oktober 2025 hidup seakan merangkul mesra padaku, ketika aku berkesempatan ikut traking ke Sentul dengan teman-teman FBI. Banyak cerita terlahir dalam perjalanan saat itu.

Menjadi Peta Rasa Sukacita ketika di akhir traking, kami merayakan anniversary FBI ke 3. Walau perayaan sebelum harinya, tetap rasa itu begitu bersukacita.

27 Oktober, sebagai hari lahir FBI bertepatan juga sebagai hari Blogger Nasional. Aku berterima kasih banyak diberi kesempatan bisa ada dalam Anniversary ke 3 di Sentul kemarin.

Happy Anniversary Food Blogger Indonesia

Tumbuhlah dalam akar yang kuat, memberi penghidupan banyak pihak. Teruslah mengecap rasa dan meneruskan pada cerita yang hidup. Mewariskan cerita rasa di setiap tulisan dan dengan apapun medianya. Berkah dan banyak doa baik untuk untukmu Food Blogger Indonesia.

Makan dan Cerita
Makan dan Cerita dalam Happy Aniversary ke 3

Akhirnya

Menemukan arti tentang kehidupan dalam makan dan cerita, membawaku mengerti bahwa dua hal itu penting untuk di rawat. Bagaimana makan sumber utama hidup bisa terus berlanjut dan cerita sebagai sumber berkehidupan.

Bukankah sebuah cerita dunia bisa runtuh dan dengan ceritapun juga kehidupan bisa bersinar?

Maka mari kita semakin jujur dalam merasakan setiap rasa dalam makanan dan meneruskan itu dalam cerita. Sehingga kehidupan terus berlanjut dan berkehidupan.

Ini kisahku tentang makan dan cerita, bagaimana denganmu? Yuk berbagi di kolom komentar.

Jakarta, Oktober 2025
Ditulis dalam rangka menyimpan rasa yang dalam pada makan dan cerita dan untuk perayaan HUT FBI

Bagikan

Kasih Semangat

Mungkin tulisanku tidak sempurna tapi jika itu menyegarkan, kamu suka, iklas membuatku lebih rajin menulis dengan berbagi rejekimu, silahkan ya.

BCA Ratmini 8831921978 || GoPay, +6281317616161

artikel lainnya

2 Responses

  1. Mbak Nik,

    Pertama-tama aku mau bilang betapa senangnya liat Mbak Nik ikut dalam kegiatan trekking bersama FBI kali ini. Aku masih ingat lho saat japri ngajak Mbak Nik, ternyata Mbak lagi dalam masa pemulihan. Waktu itu aku cuma bisa mendoakan semoga Mbak cepat pulih, sambil berharap—dan sedikit ragu—apakah trekking ini akan membuat Mbak kelelahan atau justru makin pulih, sehat, dan penuh semangat 😀

    Ternyata, momen trekking kali ini memberikan kejutan yang indah ya. Di awal perjalanan, Mbak Nik mulai tampak lelah bahkan sebelum sampai curug pertama. Namun perlahan, dengan setiap langkah, energi Mbak kembali muncul, hingga akhirnya kita menyelesaikan perjalanan ke lima curug. Plot twist yang tak terduga: dari lelah menjadi penuh semangat, dari ragu menjadi kagum. Keren Mbak Nik!

    Kembali, kita sama-sama menyadari sesuatu tentang makanan. Rasa sebuah hidangan tidak hanya ditentukan oleh bahan atau resepnya, tapi juga oleh keadaan dan momen saat menikmatinya. Saat sakit, makanan bisa terasa hambar. Tapi di tengah trekking kemarin, dengan udara segar, suara alam, keringat, tawa, dan kebersamaan, hidangan sederhana pun terasa begitu istimewa.

    Selamat merayakan anugerah bernama makanan melalui kata-kata Mbak Nik. Komunitas Food Blogger Indonesia menyambut Mbak dengan hangat, untuk berkumpul, berbagi cerita, dan terus merasakan keistimewaan tiap hidangan dalam setiap momen hidup.

    Makasih kebersamaannya di momen HUT ke-3 FBI, Mbak!

  2. Syukurlah Kak Nik sudah sehat dan bisa beraktivitas lagi, bisa BW dan ngeblog lagi. Memang pas sakit tuh lidah pahittt dan bikin kurang selera makan.

    Pas perayaan ultah ke-3 food blogger Indonesia bisa makan dengan nikmat dan sangat disyukuri yaa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Subscribe Newsletter

Daftarkan email kamu, dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form

Artikel Terbaru

Tentang Saya

Seedbacklink