#Hidup Berkehidupan

Karena Hidup Tak Hanya Tentang Saya

Mengapa Drama di Kantor tak Pernah Usai – Inilah Alasan Kuat Sebenarnya – Aku dan Tokoh 19

Bagikan

Mengapa drama di kantor menjadi hal penting untuk disoroti saat ini? Karena sering kali menjadi pemicu tekanan yang mengganggu kesehatan mental.

Memilih hal ini sebagai tulisan series Aku dan Tokoh di kesembilan belas, sebagai perhatian khususku pada pribadi penjuang gajian bulanan. Tokoh disini aku ambil sebagai kamu yang pejuang rejeki kantoran. Yang kadang tidak bisa menghindari tuntutan keadaan dan aturan perusahaan.

Sejak pertama kali masuk dunia kantoran pada puluhan tahun lalu, aku sudah prinsip yang membuat kehidupanku seringkali terhindar dari drama di kantor. Walau memang tidak bisa di pungkiri sehebat apapun prinsip tentu saja gesekan drama di kantor itu akan jadi bagian yang tak bisa dihindari.

Paling tidak meminimalis dan tetap punya semangat kuat dalam bekerja.

Karena itu aku ingin berbagi alasan kuat sebenarnya. Yaitu menumbuhkan kesadaran setiap orang memiliki tugas yang saling terkait. Memahami bahwa setiap level memiliki tugas dan tantangan tersendiri.

Sebelum lanjut, mari baca juga tulisan series Senin sebelumnya: Aku dan Tokoh

Mengapa drama di kantor
Drama di Kantor Usai Jika Setiap orang sadar peran

Mengapa Drama di Kantor Tak pernah Usai

Mungkin perlu melihat lebih tenang apa yang aku tulis selanjutnya. Membacanya dengan penuh kesadaran. Aku menulis ini berdasarkan pengalaman bekerja di dunia kantoran selama puluhan tahun. Dari staff adminitrasi sampai level Direktur. Walau saat menjadi pimpinan di perusahaan kecil, tetapi tetap saja memiliki tantangan yang hampir sama, hanya skalanya lebih kecil.

Ketika aku memutuskan mengambil profesi Life Coach secara mandiri. Aku mendapati begitu banyak anak-anak mendapatkan tekanan, bukan soal bagaimana pekerjaan tetapi lebih bagaimana antar staff ataupun antar level belum memaksimalkan tugas dan perannya.

Baca juga: Life Coach Hidup Berkehidupan – Cara Waktu memberi Tugas 2024

Mari mulai melihat tugas dan peran level paling bawah. Sebelumnya perlu di pahami, bahwa adanya level bukan bertujuan merendahkan peran tapi semuanya memiliki kekuatan yang penting. Seperti halnya kapal tanpa awak kapal, pengawas atau perwira dan kapten, kapal itu tidak akan melaju dengan baik. Semuanya saling membutuhkan.

Begitu juga level staff, managemen, direksi ataupun pemilik memiliki peran dalam pengembangan usaha. Bukan berarti staff sebagai pelaku hanya bisa disuruh-suruh, ataupun direksi bukan bisanya memerintah tanpa melihat keadaan.

Staff atau pelaku adalah penggerak

Ke kantor itu bekerja bukan cari teman, apalagi musuh. Tujuan utamanya mencari rejeki dengan bayarannya waktu dengan bekerja sebaik-baiknya.

Banyak orang sekarang merasa tertekan dengan keadaan kantor karena merasa suasana kantor tidak mendukung, terlalu banyak tekanan rekan sekerja. Alih-alih saling dukung untuk membuat pekerjaan lebih productif, tetapi saling menjatuhkan. Mencari muka ke atasan dan cari kambing hitam untuk menyelamatkan muka sendiri.

Di sinilah letak perlunya kesadaran, bahwa setiap orang dikantor punya bebannya. Hal pertama pelu di sadari adalah mencari tahu tanpa membawa perasaan pribadi, mengapa orang yang terlihat menyebalkan melakukan sesuatu yang tidak sesuai keinginan diri.

Jika orang itu “menyebalkan” karena banyak tekanan dari atasannya. Perlu untuk diberi tahu dengan jujur. Lagi tanpa perlu menunjukan ketidaksenangan pribadi. Cukup bawa alasan sebagai rekan kantor yang perlu dukungan. Karena bagaimanapun setiap divisi atau team saling terkait.

Buktinya, pekerjaan sendiri kadang tidak bisa diselesaikan kalau pekerjaan team atau divisi lain belum selesai. Semua punya terkaitan. Jika-pun tidak, tentu akan jauh lebih baik. Orang yang tidak punya terkaitan mengusik, abaikan saja, karena orang seperti itu sedang tidak puas pada dirinya sendiri.

Kemudian hal paling mendasar untuk terhindar dari drama di kantor, penting untuk tahu tugas utama dan perannya apa. Supaya jelas melakukannya dan tidak saling tumpah tindih. Sadari sebagai staff adalah penggerak, tugasnya hanya melakukan apa yang sudah di intruksikan. Tetapi bukan hanya bisa disuruh saja, jika punya ide dan membantu meringankan tugas atasan, beri masukan.

Tentu keputusan kembali pada atasan karena bagaimanapun tugas utama staff adalah penggerak, pelaku apa yang sudah disepakati bersama. Jika dalam kapal, sebagai awak yang memastikan proses kapal berjalan dengan baik.

Jika sudah mengetahui itu dan punya kesadaran akan perannya, hal-hal lain abaikan saja. Karena setiap orang berprilaku terasa tidak menyenangkan, karena setiap orang punya bebannya. Banyak orang tidak mampu mengatur persoalannya dan sering menumpahkan kesekitar.

Diri yang lebih sadar dan tahu peran, miliki prinsip bahwa ke kantor untuk menyelesaikan tugas dan peran. Lainnya lupakan. Jika ada persoalan yang mengganggu bawa ke atasan, jika itu-pun tidak berjalan dengan baik bawa ke HRD dan jika tidak sesuai juga, kencangkan doa.

Baca juga: Ingat Tujuan Awal – Cara Bersemangat – 2016

Sesakit apapun dalam kantor, jika butuh tetaplah bertahan dengan prasangka baik. Bagaimanapun kantor adalah tempat rejeki didapat. Kehidupan terus bisa berjalan karena mendapatkan rejeki dari sana.

Supervisor Manager dan Head sebagai pemikir dan penghubung

Team adalah nyawa kelangsungan perusahaan

Memiliki kesadaran yang penuh atas hal itu, pemikir dan penghubung yang disebut managemen ini akan membawa kesegaran baik pada proses pekerjaan.

Aku melihat banyak ketidaknyamanan terjadi dalam pekerjaan, karena kurang kemampuan para managemen memahami aturan, tujuan perusahaan. Celakanya lagi memahami tetapi tidak mampu menyampaikan dengan baik ke para staff untuk melakukannya.

Komunikasi tidak berjalan dua arah. Mampu menyampaikan dengan baik supaya para staff memahami maksud tujuannya. Terlebih jika ada persoalan atau kendala, tidak melihat dengan bukti jelas dan sering membawa perasaan pribadi.

Maka disinilah letak yang perlu disadari. Sebagai Supervisor pengawas pekerja penting menyampaikan ke manager apapun kendala dengan baik, sehingga manager mampu menganalisa dengan baik sehingga bisa menemukan solusi. Begitu juga manager mampu menyampaikan ke atasan yaitu kepala bagian jika ada persoalan.

Kemudian kepala bagian juga penting sekali untuk melihat secara detail duduk perkara sehingga mampu menganalisa dengan baik, tidak juga hanya menerima laporan dari satu pihak, perlu untuk mencari tahu dari berbagai pihak.

Diantara semua level, peran managemen inilah paling penuh tantangan, karena perlu menghadapi anak buah dan sekaligus menghadapi atasan. Sesuatu yang tidak mudah, tetapi sejak awal sudah menerima dan tanda tangan kontrak, perlu menerima dan mengerjakannya dengan sepenuh hati.

Sebagai penghubung, level managemen ini kunci dari drama di kantor. Jika benar-benar sadar dan berperan dengan tepat drama di kantor akan terhindarkan. Karena bagaimanapun mengatur pemikiran banyak orang adalah yang paling pentuh tantangan.

Drama di kantor
Sadari Peran untuk Terhindar drama di kantor

Direksi adalah Kapten – Melihat Arah Angin dan Memastikan Tujuan

Pemimpin mah enak, tinggal nyuruh

Seringkali kalimat itu terlontar dari arus bawah, tidak hanya staff. Kadang managerialpun ada yang berkata begitu. Tahukah kalau level direktur itu beban tertinggi dari semua level. Bagaimana perlu melihat arah angin dan memastikan tujuan.

Kapan perlu mengatur ke arah kanan atau kiri dan kapan perlu menaikkan ritme. Belum lagi di musim ini, begitu banyak hal tiba-tiba diluar perkiraan. Sungguh penuh tantangan. Belum lagi jika direksi sendiri bukan pemilik, akan jauh lebih memiliki tantangan, karena ada pemilik yang tidak memberi wewenang penuh, tapi sering ikut campur dalam proses perusahaan.

Artinya, setiap level dan orang di perusahaan memiliki tekanan yang tinggi. Maka dengan itu penting sekali mengatur diri sendiri untuk menghadapi keadaan. Bukan meminta keadaan berubah.

Miliki Tujuan dan Hidupi Senangmu

Kemudian hal utama dari semuanya untuk menghindari drama di kantor, selain menyadari akan tugas dan peran. Penting untuk selalu mengingat tujuan dan hidupi kesenangan.

Maksudnya?

Setelah membaca tulisanku diatas sudah sadarkah kalau setiap orang di kantor punya bebannya sendiri? Terlepas kadang ada yang tidak melakukan tugas dan perannya. Akan ada saja orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Tetapi pastikan itu bukan “aku” atau “kamu” pribadi hebat yang sadar akan tugas dan perannya.

Drama di kantor
Hindari drama di kantor dengan temukan senangmu

Hidup itu tidak hanya soal bekerja, ada bagian lain yang perlu dimiliki. Seperti bersenang-senang. Contoh kecil menemukan kopi nikmat itu bagian dari kehidupan. Ada bagian hidup lain yang perlu juga diperhatikan. Hal lain bisa menghindari drama di kantor.

Karena itu hal yang perlu disadari bahwa bekerja adalah bagian hidup, jadi jika ada persoalan tidak membawa penuh tekanan. Secukupnya saja. Ingat akan tujuan ke kantor untuk apa. Jika masih butuh yang jalanin dengan sebaik-baiknya. Karena tidak ada yang gratis, semua ada bayarannya.

Waktu selalu bertanggung jawab membayarnya dan aku sendiri sudah membuktikannya.

Baca kisahnya: Semua Akan Kembali Padamu – Rahasia Waktu – 2016

Bagaimana? Punya pengalaman drama di kantor yang membuat diri seperti dunia terasa menjauh darimu? Yuk ceritakan di kolom kementar.

Jakarta, Oktober 2025
Ditulis saat mengalami sakit-sakit di paha selesai traking setelah terbaring sakit dua minggu.

Bagikan

Kasih Semangat

Mungkin tulisanku tidak sempurna tapi jika itu menyegarkan, kamu suka, iklas membuatku lebih rajin menulis dengan berbagi rejekimu, silahkan ya.

BCA Ratmini 8831921978 || GoPay, +6281317616161

artikel lainnya

10 Responses

  1. Aku malah rindu drama di kantor mbak, hahaha. Dulu pas masih kerja di daerah Pancoran (a.k.a real kantoran), bener-bener banyak banget drama yang terjadi. Tapi menurutku, itulah yang kelak akan mendewasakan. Sebab kita akan bisa belajar banyak seputar pertukaran isi kepala serta problem solving as a team.
    Kalo sekang, hari-hariku malah datar bin hampa mbak. Nggak banyak drama ini itu, dan jujur.. itu yang membuatku merasa stuck dan lelah.

  2. Lekas sehat kembali kak Nik kakinya. Kalau saya punya prinsip jika sedang di kantor cukup urusi masalah kerjaan saja. Hindari obrolan di luar pekerjaan karena itu bibit² drama kantor. Dinding kantor itu bertelinga hehehe…jadi jangan banyak gosip…

  3. Drama kantor bisa berjilid-jilid

    Kalah deh, sinetron Ikatan Cinta atau DraChin yg episodenya buanyaakk 🤣

    maunya hidup tenang bae, lah.
    no office politics yg sikut2an yg banyak drama

  4. Ya namanya juga kehidupan ya
    Ada saja dramanya, termasuk interaksi dengan teman kantor
    Drama di kantor memang nggak bisa dihindari, tapi bisa kita hadapi dengan bijak

  5. Setuju banget Kak, entah mengapa sejauh ini aku pindah-pindah kantor selalu saja ada dramanya, emang nggak akan pernah usai sepertinya. Drama di kantor tuh sering muncul karena orang lupa kalau setiap posisi punya peran dan beban masing-masing. Saya suka bagian yang bilang ‘ke kantor itu bekerja, bukan cari teman apalagi musuh’ — sederhana tapi dalem banget. Kadang memang kuncinya cuma sadar peran dan jaga komunikasi biar nggak saling salah paham. Hey anak kantoran semua! Kalian harus baca ini! 🙂

  6. Duh drama di kantor tuh ya. Kadang bikin gemas, nggak jarang bikin ngelus dada. Aku dulu mikirnya karena memang beda-beda orang, beda tugas dan tanggung jawab, beda pemikiran. Makanya drama suka muncul nggak bisa dicegah

  7. Saya juga heran kenapa drama di kantor tak pernah usai. Misal sudah reda, nanti tak berapa lama akan muncul kembali dengan masalah beda. Namun saya mencoba memahami saja dan mengikuti alurnya sebagai karyawan yang digaji.

  8. PErnah mbak, tapi saya cuek aja, selama tugas saya selesai, saya lempeng aja.
    Karena niat saya bekerja, tidak berpolitik jadinya saya mengambil sikap tidak ikut kubu manapun, walaupun lama prosesnya dan makan ati peribahasa becik ketitik ala ketoro itu nyata hasilnya

  9. Aku dulu pas ngantor, atasanku lumayan asyuk, tapi ada rekan kerja yang gak asyik akhirnya aku tegur aja eh malah jadi akrab.
    Kalau soal atasan, partnerku nih yang atasan barunya rada2, tapi ya namanya juga kerja. Kalau gak cocok pindah tapi masa gitu terus, alhirnya ya cari celah gimana caranya problem itu gak menyebar. Pokoknya kita POV-nya cuma kerjaan aja gak usah personal deh hehe.

  10. Drama di kantor pasti ada. Dan aku juga tahu banget banyak yg saling tikam belakang di kantor. Banyak yg selingkuh, banyak yg playing victim.

    Di tempat kerjaku dulu, ga usah tanya lah 🤣🤣. Saling sikut sesama. Cumaaaa, aku beruntung ga pernah disikut, hanya Krn aku ga ambisius mba. Aku kerja ya cuma ngisi waktu, bukan ngejar posisi. Jadi waktu temen2 saling sikut demi naik posisi, aku santai dan ga peduli. Jadi temen2 melihat aku bukan ancaman 😁.

    Makanya mereka ga ada niat juga utk jatuhin aku.

    Tapi memang supaya terhindar dr drama2 ga penting begini, kitanya yg hrs tahu etika kerja sih. Fokus aja Ama target sendiri, dan percaya kalau rezeki mah udah diatur. Mau sikut2an, tp kalo belum rezekinya , itu posisi ga dpt juga 😁

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Subscribe Newsletter

Daftarkan email kamu, dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form

Artikel Terbaru

Tentang Saya

Seedbacklink