Setiap perjalanan selalu mempertajam pengetahuan, seperti petualangan penuh warna di Raja Ampat. Tempat yang kini sering menjadi perbincangan. Gantengnya membawa luka, kekayaannya membuat jiwa serakah datang ingin menguasainya.
Bukan kasih sayang didapatkannya, tetapi malah melukai dengan berusaha mengambil dan memperburuk wajahnya. Sungguh rasaku terasa pedih.
Raja Ampat, pesona terindah di ujung timur Indonesia, pernah menjadi bagian dari perjalananku beberapa tahun lalu. Kenangan itu tidak hanya tentang jejak yang tertinggal, tetapi juga tentang sebuah semangkuk bakso, pengalaman sederhana yang menghangatkan hari pertama petualanganku di sana.
Semua itu kembali hadir ketika membaca tulisan Mba Eryka tentang Bakso Mie Ayam Adit Gambut. Siapa sangka, semangkuk bakso bisa menjadi bagian dari kisah tak terlupakan di penghujung tahun 2016.
Baca juga Catatan Tahunku 2016 – Tahun Penerimaan ( Part II )
Petualangan Penuh Warna di Raja Ampat

Kenangan sering kali tersimpan dalam hal-hal sederhana, seperti semangkuk bakso di tengah perjalanan Raja Ampat, sebuah tempat menujunya menoreh perjuangan.
Seperti apa yang aku tulis di Raja Ampat – Gerbang Mimpi Selanjutnya ,persiapan sampai dengan perjalanannya memiliki banyak warna.
Selama berpetualang dengan group, mengumpulkan orang yang mau ikut tidaklah mudah, selain biaya menguras rekening, waktupun perlu lebih panjang dari trip lainnya.
Biasanya, aku mengumpulkan minimal dua belas orang supaya mendapatkan harga lebih terjangkau, tetapi untuk Raja Ampat, hanya bisa delapan orang. Puji Tuhan, dengan segala kebaikan waktu, biaya yang kami keluarkan tetap lebih rendah dari biasanya, dengan fasilitas yang baik.
Saat menikmati pesona ujung timur Indonesia itu, banyak kejutan tak terduga yang kami alami, semuanya menjadikan perjalanan ini sebuah Petualangan Penuh Warna di Raja Ampat.
Awalnya Damai, Lalu Kapal Mogok di Tengah Laut

Hari itu, perjalanan pertama kami ke Raja ampat dimulai dengan penerbangan ke Kota Sorong, Papua, kemudian dilanjutkan dengan kapal cepat ke Waisai di Pulau Waigeo. Sampai di pulau tersebut, pemandu bertanya apakah kami ingin langsung ke penginapan dekat Wayag atau menginap terlebih dahulu di kota. Waktu saat itu sudah cukup sore, sehingga pilihan ini perlu dipertimbangkan.
Sebagai penanggung jawab trip, aku berdiskusi dengan yang lain sebelum akhirnya kami sepakat untuk lanjut. Alasannya sederhana, sebelum naik ke Puncak Wayag, kami ingin snorkeling terlebih dahulu di sekitar penginapan.
Dengan perjalanan dari Waisai, ibu kota Pulau Waigeo di Raja Ampat, menuju Wayag menggunakan speed boat yang diperkirakan memakan waktu sekitar satu jam, kami memperkirakan tiba di penginapan tidak terlalu malam.
Petualangan Penuh Warna di Raja Ampat benar-benar dimulai ketika kami asyik berceloteh tentang panjangnya perjalanan dari Jakarta. Saat sekilas melihat Kota Waisai, seorang kawanku yang penggemar bakso tiba-tiba nyeletuk,
“Raja Ampat ada bakso gak ya?”
Pertanyaan itu sontak membuat kami tertawa, lalu memandang pada pemandu lokal yang dengan yakin menjawab, “Tentu saja ada dan enak!”
Tanpa sadar, waktu terus bergulir. Obrolan tentang bakso berlanjut, diselingi sedikit kekecewaan karena tak bisa menyaksikan matahari terbenam, cuaca saat itu mendung. Namun, malam menghadirkan kejutan lain. Tiba-tiba, kapal mogok, mesinnya mati.
Berada di tengah laut saat malam hari membawa suasana yang berbeda. Awalnya, tawa dan canda tentang perjalanan serta obrolan tentang bakso menghangatkan suasana. Namun, setelah kapal berhenti, semuanya terdiam. Sejenak, kami memberi ruang bagi awak kapal untuk berusaha menghidupkan mesin tanpa gangguan celoteh kami.
Waktu terus berjalan, malam semakin pekat. Aku akhirnya bertanya pada awak kapal, “Pak, kira-kira bisa lanjut atau kembali saja ke kota Waisai?”
“Sebentar ya, Mbak. Saya coba dulu,” jawabnya.
Untuk menenangkan hati, obrolan soal bakso pun kembali berlanjut di tengah ketidakpastian. Malam itu, aku benar-benar merasakan pengalaman Petualangan Penuh Warna di Raja Ampat
Kembali ke Kota: Saat Bakso Jadi Hadiah dari Kesabaran
“Memilih untuk tetap sukacita di tengah kecewa adalah cara mencintai waktu, menghargai setiap detik yang hadir, meski tak selalu sesuai harapan.”
Saat kapal mogok di tengah laut, kami dihadapkan pada dua pilihan: larut dalam kecemasan atau berpegang pada ketenangan. Kami memilih yang kedua, saling berbincang, bercanda tentang bakso, dan membiarkan obrolan sederhana menjadi jembatan menuju kesabaran.
Saat itu aku tersadar, ternyata dengan peserta delapan orang memudahkanku untuk mengambil keputusan, karena semua yang aku ajak adalah orang-orang boleh dibilang, mereka selalu percaya pada setiap keputusanku dan mereka memiliki hati yang terbuka dan luas.
Akhirnya, kami memutuskan untuk kembali ke kota. Setibanya di sana, pemandu lokal mengajak kami ke sebuah warung bakso.
“Takdirnya memang kudu nginap di kota dulu dan makan bakso,” begitu celoteh kami sambil tertawa lepas.
Siapa sangka, bakso di Raja Ampat ternyata begitu nikmat, hangat, gurih, dan serasa jadi hadiah kecil dari hari yang penuh kejutan. Petualangan kami hari itu pun ditutup dengan bahagia. Dalam semangkuk bakso, kami menemukan makna baru dari petualangan penuh warna di Raja Ampat: bahwa kesabaran dan penerimaan sering kali membawa kejutan manis yang tak terduga.

Pelajaran dari Perjalanan: Tidak Semua Rencana Harus Sempurna
Perjalanan ini mengingatkanku bahwa keindahan liburan bukan hanya terletak pada destinasi, tetapi pada cara kita merespon hal-hal tak terduga di sepanjang jalan.
Makna perjalanan yang tak direncanakan sering kali muncul dari kejadian kecil yang tak masuk itinerary, seperti kapal mogok dan semangkuk bakso menambah petualangan Penuh Warna di Raja Ampat.
Rencana awal ingin snorkling di pagi hari, tetapi diganti dengan menikmati tebing-tebing indah sepanjang perjalanan dari kota ke penginapan dekat Wayag. Selalu ada hal baik di berikan oleh waktu jika mau melihatnya lebih dekat.
Semua itu menghadirkan perspektif baru: bahwa kebahagiaan bisa datang dari hal-hal sederhana, selama membuka hati untuk menerimanya. Dan mungkin, justru di sanalah letak pelajaran dari traveling yang paling dalam, belajar melepaskan kontrol, dan membiarkan alam semesta ikut merancang kisah dan menjadi Petualangan Penuh Warna di Raja Ampat
Menjadikan Setiap Perjalanan Sebagai Warna dalam Hidup
Setiap perjalanan, termasuk Petualangan Penuh Warna di Raja Ampat, mengajarkan bahwa tidak semua rencana harus sempurna untuk menciptakan kenangan yang bermakna. Terkadang, kejutan yang hadir justru menjadi bagian dari cerita yang paling kita ingat.
Banyak kejutan dalam perjalanan Raja Ampat, sering mengalami perubahan rencana karena cuaca, mesin mati. Tetapi semuanya menghadirkan sukacita.

Hidup bukan hanya tentang tujuan, tetapi tentang cara kita merangkul setiap momen, baik yang direncanakan maupun yang datang tanpa diduga. Mari terus melangkah, membuka hati pada perjalanan, dan menemukan sukacita dalam setiap warna kehidupan.
Kamu punya kisah seperti Petualangan Penuh Warna di Raja Ampat, tak terduga tapi memberi sukacita? Boleh dong cerita di kolom komentar.
24 Responses
Mbak sudah bisa menginjakkan kaki di raja ampat bagiku itu sudah rencanaNya yang sangat sempurna
Sebab tidak semua diberi kemampuan untuk ke sana, entah terkendala biaya, waktu atau semacamnya
Aku padahal punya Om tinggal di sana cuma memang jarang bahkan belum pernah sowan ke sana sangking butuh budget besar, haha
Kapal mogok itu bener bener bisa bikin saya panik tapi untungnya mbak Nik bisa tetap bahagia bahkan diberi kesempatan makan bakso juga di sana, hehe
Iya mba, bersyukur sekali bisa kesana. Tempat terakhir mimpiku tergenapi .
Tidak menginjakkan kaki di negeri orang sebelum menapaki pulau besar di Indonesia.
Iya, bersyukur traveling dengan orang yang sejiwa jadi semuanya jadi asyik aja.
Raja ampat yg belum sempat kusinggahi namun kini sedang mengalami huru hara 😢
Beruntung sekali mb nik bisa berpetualang bersama teman2, jadi pengen juga…aku belum pernah berperualanhan bersama teman menjelajah sampai bbrp lama..memori ku maen bersama teman masa2 kuliah aja deh setelah itu semua sibuk dengan kegiatan masing2 hehe
Btw itu terombang ambing di lautan brp lama mba?
Tapi bener sie selalu ada hikmah dr suatu kejadian yg diluar prediksi kita selama kita bisa memandangnya dr sisi positif dn ini positifnya jd bisa menikmati bakso raja ampat 😁
Satu harta terbaikku adalah memiliki kawan-kawan baik dan sering jalan bareng hehehe.
Kami terombang ambing kurang lebih sejam, karena berusaha untuk perbaiki tapi ternyata harus kembali ke kota hehehe
Baca ini jadi inget filosofi teras mbak, hehehe. Stoikism at its peak level, ketika kita berada dalam sebuah masalah yang luar biasa berat.. tapi kemudian kita memilih untuk fokus pada apa yang bisa kita kendalikan. Kala terjebak di tengah laut itu, tentu akan timbul rasa waswas, memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya. Padahal, itu sama sekali gak bisa kita kendalikan. jadi memang yang terbaik adalah, nikmati semua prosesnya. Pada akhirnya jadi berbuah bakso yang segar ya mbak, hehehe
Mungkin karena kami semua itu hampir semuanya penikmat jalan-jalan. Menikmati semua hal dan itu udah cukup sering mengalaminya jadi enjoy aja gitu hihi.
Suka banget sama kata-kata ini. “Memilih untuk tetap sukacita di tengah kecewa adalah cara mencintai waktu…,” itu udah level tinggi dari penerimaan. Dannnn, kalau aku di tengah laut gitu, mana malem. Beneran tantrum Mbak Nikkk… 😀
Beneran bakal panik, meski rame-rame, kadang OVT tuh bakal liar saat kayak gitu. Hehehehe…
Kalau di luar kota, lebih tepatnya di luar pulau selain jawa. Bisa nyobain bakso, kira-kira rasanya bakal sama nggak ya? Serius, pengen nyoba bakso di papua lho. 😀
Pertanyaan bagus sekaliiii, tentu sajaaa rasanya berbeda wkwkwkw
seperti menyesuaikan lidah setempat, tapiii enaaaaak.
Mbanya sepertinya tidak terbiasa hal diluar kontrol yak wkwkw, sampai tantrum gitu.
Puji Tuhannya kami udah biasa jadi ya gitu daah, malah ketawa-ketawa dan mikirin Bakso.
Ini lah POV manusia itu boleh berencana apapun, tp Tuhan juga yg menentukan nantinya 😁.
Dan sikap kita menghadapi aral seperti ini menentukan liburan akan berlanjut dengan happy atau malah jadi gloomy.
Makanya aku LBH memilih traveling dengan orang yg aku udah kenal, jadi udh tahu banget harus gimana saat ada plan yg ga sesuai rencana. Kdg kalo jalan Ama orang ga dikenal, dan ternyata ada sesuatu menghadang, dianya malah sewot dan bad mood. Suasana jadi ga enak kan.
Toh terkadang dengan hal2 yg diluar planning kita, bisa juga kok dinikmati. Malah seringnya jadi lebih baik 👍
Benar sekali Fan. Traveling itu banyak belajar bahwa semuanya sudah di atur olehNya.
Begitu juga bersama orang yang tepat akan bisa menikmati apapun, walau terlihat berbahaya.
Tosslah, kalau traveling termasuk memilih dengan siapa hihi, karena sangat mempengaruhi suasana.
wah, gak kebayang mesinnya mati saat lagi berada di lautan, malam2 pulak lagi. Tapi berarti temen2nya semua sefrekuensi ya, gak ada yg ngedumel atau mengatakan apapun yg bikin suasana jd tidak nyaman. Momen2 itu setelah dilewati, memang bakal jd kenangan yang pasti bakal bikin ketawa ketika mengenangnya bersama. Semoga semakin banyak kenangan2 indah bersama teman di tempat2 yang juga sama indahnya seperti persahabatan itu sendiri.
Yess, teman-temannya super asyik semua dan punya pandangan segala sesuatu itu baik, walau kadang terasa tidak nyaman. Amiin akan banyak kenangan dalam perjalanan bersama kawan.
Sahabat memang sesuatu yang sangat berarti dan semuanya membawa hal baik.
Jauh² ke Raja Ampat, yg dicari bakso.. Hehehe lucu jugaa. Tp ternyata memang ada ya, makanan favorit sejuta umat +62 ada di mana². Pengalaman tak terlupakan pastinya naik kapal mogok…
Baca cerita ini jd inget berita heboh belakangan ini ttg penambangan nikel di Raja Ampat. Syedih.. Semoga ada solusinya Raja Ampat jauh dr eksploitasi dan alamnya ttp asri.
Nah kaan, gara-gara kawanku yang sangat doyan banget sama Bakso dan ingin merasakan bagaimana rasanya makanan sejuta umat itu di ujung timur Indonesia.
Hik, miris dengan apa yang terjadi di Raja Ampat. Semoga ada jalan keluar terbaik.
Jauh² ke Raja Ampat, yg dicari bakso.. Hehehe lucu jugaa. Tp ternyata memang ada ya, makanan favorit sejuta umat +62 ada di mana². Pengalaman tak terlupakan pastinya naik kapal mogok…
Baca cerita ini jd inget berita heboh belakangan ini ttg penambangan nikel di Raja Ampat. Syedih.. Semoga ada solusinya Raja Ampat jauh dr eksploitasi dan alamnya ttp asri.
Sayang foto bakso di Raja Ampat tidak ada. Ingin lihat daku penampakannya, meski mungkin ya namanya bakso mah sama aja bulat, tetapi minimal jadi pelipur lara karena ikut merasakan deg²annya ketika kapal yang mogok malam².
Nah ituuuu, aku ngubek-ngubek foto lama, tidak ketemu itu foto bakso dimana wkwkwk
Maklum kejadiannya sudah lama tapi baru ingin dibagi kisahnya. Maafkan yak.
Serem banget kalau kapal mogok di tengah laut. Puji syukur masih bisa kembali dengan selamat ya, Kak.
Baca ini lalu ingat kondisi Raja Ampat sekarang, semoga ada solusi yg baik agar pariwisata Indonesia juga membaik.
Jujur aja, waktu kejadian tidak terlalu khawatir, entah kenapa percaya saja pada guidenya bahwa semuanya akan baik-baik aja.
Amin yaa Tuhan semoga jalan terbaik ditemukan untuk Raja Ampat.
Momen yang priceless dan unforgettable bangett ini mbaaa
senang yaaa punya teman2 satu frekuensi
jadi bisa saling support dan menguatkan dalam kondisi apapun.
Aaakkk, semoga RajaAmpat baik baik sajaaaa
Iyaa banget, sebuah kisah yang tak pernah dilupakan, karena itu aku simpan di rumah digitalku.
Semoga bisa jadi hal baik didapat bagi siapapun yang membacanya. Amin ya Tuhan Raja Ampat kembali membaik.
Wah, meski agak serem, tapi seru banget ceritanya! Kapal mogok malah jadi cerita lucu, semangkuk bakso bikin hangat suasana, plus puncak Wayag yang bikin mata melek saking indahnya. All in one trip! Kereen mbak… Review ini bikin mupeng pengen ke Raja Ampat huhuhu
Baca judulnya aja udah terasa degdegan. Aku keingat kru Jejak Petualang yang kapalnya dihantam ombak di Laut Arafuru, selatan papua. Aku nyimak banget pencarian Medina Kamil dan kru lain sampai kemudian mereka ditemukan (aku rekomendasiin Mbak Nik juga untuk baca buku Negeri Para Roh yang diangkat dari kisah kejadian itu).
Nah setelah baca tulisan mbak Nik soal kapal mogok, untungnya nggak sebegitu membahayakan (well, aku juga pernah ngerasain pengalaman yang sama pasca datang ke Gunung Anak Krakatau, sampe aku dan rombongan sempat dinyatakan hilang secara kejadiannya hampir tengah malam). Jadi memanglah petulangan yang meninggalkan banyak kenangan dan cerita itu nggak bisa disebut pengalaman yang terjadi biasa-biasa saja ya hahaha.
Asli deg-degan baca kapal mogok di tengah laut dengan kondisi hari sudah malam, huaah. Tapi kalimat ini menenangkan: “Memilih untuk tetap sukacita di tengah kecewa adalah cara mencintai waktu, menghargai setiap detik yang hadir, meski tak selalu sesuai harapan”.
Kadang orang justru larut dalam masalah hingga tak menyadari adanya hikmah pada kejadian. Kadang tetap suka cita selain bukti menghargai setiap detik yang hadir, juga akhirnya lebih membuka mata untuk melihat hikmahnya.
Yang aku tangkap hikmah dari kisah ini adalah kalian memang ditakdirkan untuk makan bakso bersama, ahaha. Malah aku yakin, cerita ini yang makin mendekatkan kalian sebagai teman traveler dan akan diingat seumur hidup sebagai kenangan manis.