Malam Ajaib itu terkenang ketika membaca kembali tulisanku tentang 36 Jam Tanpa Internet – Sejenak Memberi Ruang. Seminggu ini sedang banyak terdiam dalam langkah, tetapi bergerak dalam pikiran.
Memutuskan tidak ketemu orang dalam seminggu ini, memberi ruang padaku untuk melihat kembali peristiwa lalu. Membaca ulang tulisan-tulisan lama, memberi kesadaran betapa keras kepalanya diri.
Teguh mempertahankan idealisme, tanpa melihat perlu menyelaraskan realita. Di aspek kehidupan yang lain, penyesuaian prinsip sudah mulai harmoni, tetapi soal tulisan, diri sangat teguh tanpa mendengar ada banyak hal perlu diperbaiki.
Hingga dihadapkan dengan kenyataan, suka tidak suka penting untuk menyesuaikan.
Bersama waktu yang cukup banyak di minggu ini akhirnya, apa yang pernah kutulis di 36 jam tanpa internet tentang,
Kadang hidup, seringkali tanpa sadar tetap memegang sesuatu yang seharusnya dilepas dan yang baru sulit terlihat ataupun masuk dalam ruang.
Memberi ruang pada diri mau belajar dan memakai cara baru untuk memperbaiki tulisan. Harapannya, semakin bisa menjangkau banyak orang, dan membuat segar jiwa-jiwa yang sedang lesu butuh dibasuh.
Terus berproses memang nafas kehidupan, satu langkah akan menemukan jalan berikutnya. Seperti setelah membaca 36 jam tanpa internet dan Solo Traveling Melangkah dalam Pesona Ambon, melahirkan satu kesadaran bahwa masih banyak hal yang belum ditulis dalam perjalanan ke Ambon waktu itu.
Lalu tulisan ini dibuat, semoga tentang Malam Ajaib: Alga, Kunang-Kunang, dan Milky Way Ketika Camping di Ambon, menjadi kisah yang bisa jadi hal baik untuk pembaca.
Perjalanan dari Netsepa ke Pantai Kebun Kima Negeri Morella Ambon
Setelah menikmati pagi dan 36 jam tanpa internet di Hotel Netsepa, tepat di hari ulang tahun pada jam satu siang, aku dijemput oleh para anak muda Ambon yang kukenal dari referensi seorang blogger.
Tanpa diduga, dia mengajak beberapa pemuda lain untuk menemaniku. Seperti yang sudah pernah kutulis sebelumnya, aku mengunjungi kota Ambon sama sekali tanpa itinerary , hanya ingin menghabiskan waktu di usia yang genap.
Ternyata memang semesta mencintaiku, dengan menyediakan orang yang tepat di setiap langkahku. Seperti waktu itu semua rencana menjelajahi Ambon dipikirkan oleh para pemuda yang baru kukenal. Termasuk menikmati laut dengan Camping.
Pantai Kebun Kima Negeri Morella adalah pilihan mereka dan aku sendiri manut dengan segala rencana mereka, percaya mereka adalah putra daerah, lebih mengerti tempat mana yang indah untuk dinikmati.
Tidak hanya peralatan camping disediakan, makanan dan semua peralatan lainnya pun diatur oleh mereka. Termasuk mencari ikan segar dan membakar dengan api unggun, juga mereka pikirkan dengan detail.
Jarak Hotel ke pantai

Pertemuan pertama kali selalu menyenangkan dan perjalanan kurang lebih sejam, dari hotel ke pantai yang dituju, memberi ruang pada kami untuk saling mengenal satu sama lainnya.
Ada lima orang pemuda setempat menemaniku, setelah saling mengenal, ternyata mereka bergabung dalam komunitas foto. Betapa beruntungnya diri yang senang difoto, bisa ditemani lima fotografer.
Persiapan Camping
Setelah berhenti membeli ikan segar, tidak lama dari itu kami sampai tujuan dan melihat area pantainya, ketika melihat daerahnya terselip keraguan, mungkinkah tempatnya dinikmati dengan nyaman.
Karena area yang dipilih pantainya berbatu hitam dan sedikit kurang terawat. Tetapi tidak lama kemudian, setelah para pemuda menyiapkan tenda dan membersihkan areanya, rasa senang dan penuh syukur hadir.
Tempat terlihat biasa saja tapi dengan orang-orang yang begitu memanjakanku, merasa perayaan ulang tahun yang spesial.
Salah satu hal yang tidak pernah aku lupakan atas kenangan itu, ketika satu diantara mereka meminta ijin untuk sholat, sedangkan dalam proses menyediakan tenda dan hal lainya.
Hatiku hangat melihat pemuda daerah ditengah kesibukan, tetap mengingat waktu ibadah dan melakukan dimana saja, seperti pemuda saat itu sholat di tepi pantai.
Malam Ajaib: Alga, Kunang-Kunang, dan Milky Way
Menikmati waktu bersama orang yang tepat, berdialog santai dengan topik menyenangkan, adalah nilai hidup yang paling aku hargai. Membicarakan pertualangan, keindahan Ambon, Indonesia dalam foto rasanya waktu semalam tidak pernah cukup.
Sedang asyik berdialog, sinar-sinar itu mulai berdatangan dan mataku berbinar merasakan malam ajaib ditempat itu. Bagaimana tidak, Kunang-kunang satu persatu hingga bertebaran diatas kami datang menghampiri.
Belum selesai terpesona dengan indahnya kunang-kunang, seorang pemuda mengajakku ke tepi pantai melihat sinar dilaut, oh Tuhan, sepanjang hidupku baru kali itu melihat langsung betapa laut bercahaya, kata mereka itu disebut dengan Alga.

Tidak perduli dengan dinginnya malam, kakiku langsung memainkan ombak-ombak, bermain dengan cahaya itu. Aku loncat-loncat sambil melihat langit dan astaga.
Langit penuh dengan bintang-bintang dan membentuk milky way.
Malam ajaib. Sungguh malam itu begitu berkesan dalam hatiku.
Enam tahun sudah berlalu, kenangan indah itu masih terasa, hatiku saat ini ketika menulis berdesir, terharu betapa hidup seindah itu memelukku.
Menikmati malam ajaib dengan ikan bakar sambal colo colo
Ingin rasanya meminta pada waktu untuk behenti sejenak saja, supaya aku bisa lebih lama menikmati malam ajaib itu, kunang-kunang indah bertebaran diantara tenda, pohon-pohon bahkan kadang hadir ditengah-tengah kami, laut bercahaya dan langit sangat sempurna keindahannya bersama bintang-bintang.
Tetapi waktu tidak akan pernah mau bernegosiasi, dia terus berputar tanpa henti sesuai peran yang sudah ditetapkan.
Aku duduk hampir menangis karena terharunya waktu itu, merasakan malam ajaib di pantai Kebun Kima Negeri Morella Ambon, tidak hanya cahaya, hidangan ikan segar dengan sambal colo colo sebagai penyempurna keindahan malam.
Rasa ikan segar berpadu sambal colo -colo yang disiapkan oleh para pemuda Ambon, bersama dialog hangat serta api unggun menjadi malam ajaib, kenangan terbaik dan sangat berkesan pada ulang tahun ke empat puluh satu.
Entah kebaikan apa yang dilakukan orang tuaku dan tugas apa yang menanti dikemudian hari, malam ajaib hadir, diberikan padaku dan rasanya itu terlalu lengkap.
Underwater terindah di Ambon
Pantai Kebun Kima di Negeri Morela, Ambon mengejutkan dengan bawah lautnya yang sangat indah. Ketika setelah malam ajaib di hari sebelumnya aku nikmati, pagi harinya seorang pemuda penyelam mengajakku melihat bahwa lautnya.
Semua perlengkapan sudah disediakan olehnya dan lagi aku tidak tahu harus berkata apa pada mereka, karena apa yang diberikan terlalu lengkap. Memberikan waktu, tenaga tanpa dibayar.
Rasanya terima kasih saja tidak cukup, hanya doa terbaik semoga mereka diberikan kemudahan untuk apapun yang mereka lakukan dan diberikan rejeki yang cukup.
Foto ini aku ambil dari salah satu situs , karena saat itu kami tidak mengabadikan keindahan bawah lautnya dan ternyata setelah di lihat kembali melalui gambar ini, pantas saja bawah laut pantai lubang buaya bagian dari pantai kebun kima negeri Morella, menjadi salah satu bawah laut terbaik di Ambon.

Hadiah terbaik 41 Tahun
Sejak 2016, setiap kali genap usia, memutuskan pergi sendiri menjelajah tempat baru, menemukan hal baru, kawan baru dan dengan itu waktu selalu memberikan hadiah-hadiah indah diluar harapanku.
Seperti malam ajaib: bersama Alga, Kunang-Kunang, dan Milky Way Ketika Camping di Ambon menjadi hadiah lebih dari istimewa dari semua hal baik yang sudah kuterima sepanjang hidupku.
Dilayani seperti ratu, diberi cahaya sebagai pengalaman pertama, nikmatnya ikan bakar dengan sambal colo colo serta pemuda daerah yang ramah, baik hati, bawah laut yang sangat mempesona, hadiah sempurna dari semesta.
Dengan itu apa yang aku bagi lewat tulisan ini, semoga para pembaca melihat bahwa,
Kadang hidup boleh saja menguji dengan segala peliknya, tetapi sejatinya dia sangat adil dalam bertindak, bertahanlan dengan baikmu dan tunggu, dia akan memberikan segalanya pada tepat waktu.
18 Responses
Asyik yaa bisa kemping di tepi pantai dan makan ikan bakar yg rasanya nikmat (karena fresh). Ambon memang terkenal akan seafoodnya.
Pas baca bagian ini: seminggu tidak ketemu orang: wahh Kak Nik introvert kah?
Iya kak Avi, semua makanan yang di Ambon aku suka.
Aku tuh Ambivert, tengah-tengah he he he, jadi semua bisa sesuai keadaan. Terbiasa berlaku sesuai intuisi. Kalau memang diarahkan diam atau melangkah jadi ikutin ritme hidup.
Suka dengan keramaian dan suka juga hening. Tergantung aja kak.
Saya setuju kalau semesta mencintai kita dengan caranya yang tidak kita duga
Salah satunya dengan menyediakan orang yang tepat di setiap langkah kita.
Saya pernah ngalami waktu di Danau Segara Anak Rinjani
Saatvitu saya yg sedang hamil, suami gak bisa mancing ikan. Pemuda setempat yg bantu kai mancing ikan dan memberikan semua tangkapan nya.
Padahal pemuda itu baru kami kenal juga
Alhamdulillah turun gunung bisa menikmati ikan bakar khas Segara Anak Rinjani yg fenomenal itu
Selalu diluar sangka ya cara waktu melunasi setiap kebutuhan.
Semoga lebih banyak insan sadar bahwa yang perlu diperjuangkan hanya kebaikan hati dan terus berusaha melakukan terbaik setiap peran kita.
Indahnyaa..
Bisa ter-capture sempurna gitu yaa, ka Nik… tepi Pantai Kebun Kima Negeri Morella Ambon.
Bisa menjadi kenangan indah kalau hidup ini adalah bagian dari menjalani takdir.
Semoga takdir ini membawa kita ke tempat-tempat indahNya.
dan bertemu dengan orang-orang baik di tempat dan waktu yang baik pulaa..
Amin Lendy. Kirannya setiap insan terus berjuang untuk tetap dalam langkah baik.
Baca artikel ini hati langsung hangat dan merasa, masalah yang sedang menerpa bukan akhir segalanya. Melainkan ujian itu ada untuk menaikkan derajat dan menghadirkan banyak kebaikan di akhir, entah kapan itu cukup jadi misteri dalam penantian penuh sabar.
Bersyukur sekali setiap langkah bahkan di Ambon sekalipun mba dipertemukan dengan para pemuda yang baik dan begitu meratu kan. Aku salut, beneran mba banyak berbuat baik maka selalu dilunasi dengan bayaran kebaikan yang tiada tara. Milky way, kunang-kunang dan alga di pantai bikin momen kian berkesan sekali, terkenang indah dalam memori 🤩.
Tentu penting juga untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan kaedah-kaedah kepenulisan terutama dalam blog agar tulisan bagus ini menjangkau banyak insan.
Hatiku hangat juga membaca komenmu La.
Kiranya kita terus sabar, kuat dan percaya semuanya hanya soal proses.
Segalanya datang dan pergi tapi ketetapan hati kita untuk berjuang melakukan hal terbaik menjadi langkah.
Laut bercahaya karena alga itu memang benar-benar ada ya? Indah sekali pasti klo bisa melihat langsung. Timur Indonesia seperti Ambon memang banyak menawarkan keindahan pantai dan pemandangan bawah laut yang menakjubkan. Semoga suatu saat aku bisa ke sana juga menikmati keindahan alamnya sambil memanjakan lidah dengan kuliner khas lautnya.
Iya, aku juga saat itu seperti mimpi tapi ternyata itu kenyataan dan syukurku tidak berhenti.
Amin ya mba Mila, dimudahkan bertemu Ambon dan semoga keajaiban waktu besertamu.
Indah sekali, jadi ikut membayangkan seolah turut serta menyaksikan keajaiban alam seperti alga yang berpendar, kunang-kunang yang menari, dan hamparan Milky Way dalam satu malam. Buat saya yang membaca, ini beneran mimpi yang menjadi kenyataan.
Semoga lebih banyak orang yang terdorong untuk menjelajahi Indonesia pada khususnya dan melestarikan keindahan alamnya a.
Amin ya Kak, lebih banyak insan menjelajahi Indonesia. Banyak hal baik yang bisa dinikmati di pelosok negeri.
Menikmati waktu bersama orang yang tepat, berdialog santai dengan topik menyenangkan sembari menikmati keindahan alam … sungguh indah dan hangat ya, Mbak Nik. Dalam tulisan ini, setiap detail diresapi oleh Mbak Nik, dimaknai, lalu disyukuri. 🙂
Btw, di pantai Ambon itu tahun 2016, kah? Atau saya salah mengerti?
Terima kasih mba.
Ah maafkan, tulisanku memang suka diajak mikir. Maksudnya setelah tahun 2016, setiap genap usia atau ulang tahun dengan melakukan solo traveling.
Nanti sesuaikan kembali tulisannya ya mba. Terima kasih banyak.
Aku tuh selalu salut Ama pengalaman jalan mba nik, Krn kdg ada cerita jumpa dengan orang baru, dan semuanya baik2.
Ditambah mba nik juga selalu berpikir positif. Jadi mungkin menarik hal2 baik di sekeliling.
Cuma jujur, kalo itu terjadi di aku, rasanya susah sih utk langsung percaya dengan 5 orang pemuda yg aku ga kenal, lalu camping bersama 🤣🤣🤣. Bisa JD Krn aku dididik utk selalu curiga mba. Dari zaman kerja dulu , related Ama kerjaan yg bergerak di bidang financial crime juga. Mau ga mau, dj luar pekerjaan, aku pun JD alert trus2an, dan kebanyakan mikir jelek dulu, sebelum yakin dengan seseorang 😅😅.
Saluuut mba, bisa jadi Krn kebaikan dan doa orangtuamu juga, sehingga mba selalu dipertemukan dengan manusia baik di manapun
Btw aku JD pengen di Ambon 🤣. Ngebayangin ikan bakar segar, langsung lapar
Membaca komennya tuh jadi punya nulis deh wkwkwwk
Mungkin hal terbaik yang sekaligus kekuranganku itu adalah memiliki keberanian. Tidak pernah takut.
Nah soal itu sepertinya aku perlu nulis kali yak ha ha ha.
Intinya,
Aku sedikit punya insting, bisa melihat karakter orang. Bisa dipercaya atau tidak.
Jadi itu mungkin mendasariku berlaku tidak pernah takut.
Akupun kadang menepi sejenak mbak, hanya sekedar memberi ruang pada diri sendiri untuk lebih mengenal dan memahami kebutuhan diri. Kalau sudah seperti ini, rasanya campur aduk kadang bisa nagis sesenggukan kadang bisa senyum-senyum. Nangis kok berasa keras banget sama diri ini, senyum atas pencapaian yang sudah dicapai, walaupun bagi orang lain itu pencapaian remeh aku ga peduli.
Btw pemandangannya bagus banget itu, aku belum pernah eksplore sampai sana, semoga someday bisa kesana menikmati keindahan alamnya
Tos mba. Sama berarti ya. Memberi ruang pada diri sebenarnya cara terbaik memberi energi untuk langkah kedepan.
Lebih dari indah, sampai ini itu pengalaman terindah sepanjang hidupku bersama alam. Amin ya mba bisa sampai di sana.