Random Thoughts

Esok Berkehidupan – Season 4 Leo Lyra – The End

Esok Berkehidupan
Judul diambil sebagai akhir sebuah cerita bersambung Leo Lyra.

Sebelum membaca beberapa part yang bawah ini , silahkan baca part sebelumnya yang telah aku share di Instagram.

Part 1 — Mengolah Luka
Part 2 — Peran
Part 3 — Tanpa Alasan
Part 4 — Memberi Jalan
Part 5 — Pulau Baer

Harapan – Part 6 – Esok Berkehidupan

…dan Leo sangat mengharapkan sebulan di pulau itu akan semakin menumbuhkan cinta satu sama lainnya, pernikahannya sudah berusia 6 tahun jalan ke 7, rasanya Leo sudah mulai memikirkan penerus.

… esok berkehidupan, begitu pikirnya karena dengan mempunyai penerus esoknya akan terasa lebih hidup,

Selama ini dia tak pernah berpikir karena dia sudah cukup sibuk dengan perusahaannya. Orang tuanya juga tidak pernah menuntut sama sekali.

Sejujurnya, ada hal yang mengusik diri Leo tentang Lyra.

Istrinya terlihat sempurna, dia seperti ratu , segala sesuatunya berjalan terlihat semuanya baik. Setelah perkara Nina dia merasakan Lyra yang dulu begitu rumit lahir kembali.

Tak merasa bisa merengkuhnya seutuhnya.

Leo tidak suka dengan keadaan itu, dia tahu dia punya kesalahan , namun setahun rasanya cukup penghukuman itu. Kadang dia sendiri bingung kenapa dia begitu takut kehilangan Lyra.

Akal dan Nuraninya selalu mencari cara bagaimana luka yg sudah dia toreh sembuh seutuhnya.

Setahun dia sudah membuktikan bahwa hanya Lyra dalam hidupnya.

Sedangkan,

Lyra dalam bersukanya diajak tempat yang baru dan membayangkan pertualangan seru jiwanya bergairah, dia berpikir akan memperlihatkan pada Leo bahwa sekarang dia akan kembali seutuhnya.

Tiba-tiba ada satu harapan yang membuat dia tersenyum.

“ Penerus “

Mereka masing-masih punya keinginan sama namun sama-sama menyimpan.

Harapan untuk esok berkehidupan.

Persiapanpun dimulai,

Mencari tempat untuk sebulan di pulau terpencil bukan perkara mudah, namun Leo punya kolega cukup banyak hingga informasi yang dibutuhkan tak terlalu lama dia dapatkan.

Dia menyewa satu rumah dekat pantai dan meminta beberapa orang untuk membantu mengurusnya, baik itu tukang masak, bersih-bersih rumah ataupun orang yang memandunya untuk menjelajahi pulau – pulau disana.

Berkehidupan – Part 7

Dengan segala persiapannya mereka berangkatlah ke pulau Bair.

Nyanyian ombak dan detingan nyiur pohon kelapa menyambut mereka.

Rumah mungil, bersih, dengan perabotan sederhana, rumput hijau mewarnai taman dengan berbagai bunga dan yang paling membuat Lyra begitu menyukai rumah itu ada bunga anggrek indah dengan berbagai warna menyapa.

Jiwanya bergelori, tanpa sadar dan lupa dengan orang yang mengantarnya, Lyra melepas tas dan memeluk, menciumi Leo, dia begitu senang. Leo membalasnya dan melupakan sekelilingnya.

“ Pak, maaf silahkan nikmati rumah dan sekelilingnya ya , saya tinggal dulu, nanti kalau ada perlu telpon saja ya pak “  Bapak Josef orang yang mengatur kebutuhan Leo dan Lyra di pulau itu menghentikan kemesraaan mereka.

“ Oh ya pak, terima kasih banyak, saya istirahat sebentar dan nanti kalau butuh sesuatu akan kabarin bapak ya “ Leo menjawab sambil menjabat tangan pak Josef.

Perjalanan Jakarta ke Pulau Bair cukup menguras  waktu dan tenaga, namun  rasa lelah itu terlupakan ketika melihat rumah dengan segala keindahannya.

Lyra hendak membereskan barang-barang untuk ditata sesuai tempatnya, Leo memanggil,

“ sayang, mandi yuk “ ?

“ Kepantai ? Lyra menjawab dengan pertanyaan.

“ Matahari masih terlalu terik buat dipantai , disini aja biar lebih segar ..”  Leo tersenyum penuh arti.

02,15 pm  waktu menunjukkan di jam tangan Leo.

Lyra mengerti ajakan itu dan dia mencari peralatan mandi dan langsung menggandeng tangan Leo menuju kamar mandi.

…. Selanjutnya deburan ombak mengiringi sepasang insan yang sedang memadu kasih, anggrek yang bertengker di sudut taman melihat kedalam kamar yang terbuka …

Anggrek itu meliuk-liuk diterpa angin, riang melihat tuan puan nya yang baru  bercinta dengan penuh gairah.

Burung camar melewati jendela dan melirik tersenyum melihat mereka , ikut bersuka.

Membangun esok berkehidupan

Leo Lyra tersadar mereka berjam-jam menghabiskan menikmati satu sama lainnya  dan mereka tertawa lepas menyadari tak ada lelah , perjalanan jauh dan bercinta berulang  sedikitpun tak melahirkan lelah.

Hanya lapar,

Leo memeluk Lyra kembali setelah tertawa lepas itu dan berkata,

“ Bentar yaa sayang, aku cek ke dapur, perut sepertinya sedang posesif padaku, “

Lyra berusaha bangkit tapi di tahan sama Leo,

“ Aku saja, kamu lanjut tidur aja, habis itu kita lanjut kepantai ya “

“ Terima kasih sayang, Lyra mengecup bibir Leo “

Leo melangkah kedapur, melihat bahan apa yang tersedia untuk bisa dimasak.

Ternyata ketika melihat kulkas , bahan-bahan sudah lengkap, ada buah, sayur, daging ayam.

Dia menoleh ke meja makan yang tertutup tudung saji , ketika dia membukanya tersedia  ikan goreng beserta sambal , Leo mencari nasi atau beras dan dia melihat di sudut dapur rice cooker masih menyala menandakan adanya nasi dan masih dihangatkan.

Langkah Leo menuju rice cooker dan memastikan nasi itu , ketika dibuka wangi nasi putih tercium dan dia mengambil piring , menambahkan nasi serta lauk dan sambal yang ada.

….langkahnya dipercepat ke kamar karena dia ingin Lyra juga makan sebelum menikmati sore di pantai.

Lyra tertidur dengan senyum diwajahnya , Leo menghampiri dan mengecup pipinya.

“ Sayang, makan sebentar , ini nasinya hangat dan ikannya segar, aku suapi ya ? “

Lyra bangun dan duduk dan membuka mulut.

Setelah itu melanjutkan istirahat dan setengah jam kemudian mereka menikmati pantai dengan sunsetnya.

Waktu berlanjut , malam datang begitu juga dengan pagi.

Pagi pertama mereka di pulau Bair.

Leo Lyra bangun pagi dan jalan kaki , melihat dekat kehidupan pulau itu.

Waktu berganti , hari menjadi minggu dan  mereka melalui waktu di pulau itu lebih merasakan hidup.

Berkehidupan

Kesederhanaan , alam bernyanyi,  udara begitu bersih , wajah-wajah tersenyum.

“ Sayang, aku jatuh cinta dengan pulau ini, bolehkah kau tanyakan ke pemilik rumah ini mau dijualkah ?

Aku ingin rumah ini menjadi salah satu tempat istirahat kita, tempat berlibur kita ? Lyra meminta ke Leo.

“ Lyra, 2 minggu disini aku merasakan bersama denganmu begitu utuh dan semalam aku sudah tanya ke pemilik rumah dan dia bersedia menjual rumah ini ke kita “

Lyra melompat dan kegirangan , berlari menciumi Leo dan mereka tertawa bahagia.

Morning – Part 8 – The End

Sebulan sudah berlalu dan mereka menambah waktu untuk seminggu karena urusan jual beli rumah dan tanah. Ada banyak ide yang didapat oleh Leo terkait bisnisnya.

Pilihan menikmati pulau Bair sesuatu yang tepat.

Mereka kembali ke Banyuwangi dan  waktu berlalu, Lyra merasakan ada yang berbeda dalam dirinya, tubuhnya, Lyra belum berani bilang ke Leo sebelum mestikan dengan test.

Hingga akhirnya hasil itu didapatkan.

“ Positif “

Hari itu Leo sedang ada meeting dan ijin pulang agak telat.

Lyra punya waktu mengatur sesuatu untuk suaminya.

..waktu berlalu,

Leo sampai dirumah disambut senyuman dengan mata berbinar.

Lyra langsung menuntunnya ke kamar dan sampai dikamar spreinya terlihat baru putih bersih dan ditengahnya ada satu alat test pack.

“ Sayang kamu ?  Leo memandang alat itu dan hatinya penuh cinta.

Lyra tersenyum bahagia. Mereka berpelukan.

Waktu berganti , pasangan ini lebih banyak menghabiskan waktu bersama, urusan kerjaan mereka sudah delegasikan ke orang kepercayaannya.

Tentu segala sesuatu semuanya mereka pastikan berjalan dengan baik.

Mereka mencintai pekerjaan dan setiap hari mereka selalu menyediakan waktu untuk cek email dan memastikan semuanya tak tidak ada hal yang membuat kendala dikemudian hari.

… bulan berganti waktu yang dinanti telah tiba.

Bayi mungil lahir dengan tangisan kencangnya.

“ Perempuan”

Leo mendampingi proses melahirkan Lyra secara normal.

Bahagia itu semakin lengkap.

Seminggu lalu mereka bersepakat, apapun jenis kelamin anak mereka nanti akan mereka nama

“ Morning “

—- awal sebuah kehidupan, semangat dan harapan —-

Nama yang dipilih oleh Leo dan tak ada bantahan sama sekali oleh Lyra karena dia suka nama itu dan sangat setuju ketika dia diberi alasan kenapa memakai nama itu.

Menerima proses , sabar , kuat dan membangun esok berkehidupan bagian terindah dalam hidup.

Bagian terindah yang dirasa oleh Leo dan Lyra dalam membangun ikatan pernikahan.

“ Lyra, sejak bersamamu hidupku jauh berbeda bahkan sangat berbeda, kamu telah membuatku mengerti hidup, ada semangat dan harapan bersamamu, cinta itu ada dikamu , kita menerima proses saling membangun dan karena itu aku ingin bila kita punya penerus namanya
“ Morning. “

..aku ingin penerus kita mengerti bahwa ikatan yg kita jalani butuh proses dan cinta sejati itu menghidupkan seperti kamu.

Lyra sangat berbahagia akan penjelasan itu, tak mampu dia berkata apapun lagi, titik air mata itu keluar,

Bukan sedih tapi bahagia , semua luka yang telah dia alami sebelum kenal ataupun bersama Leo Lunas.

Hidupnya benar-benar baru, seperti nama anak mereka.

“ Morning “

The End.

Terima kasih – Selamat Menyambut 2021

Untukmu yang setia membaca cerita bersambung Leo Lyra dari September – Desember 2020, aku ucapkan terima kasih banyak, terimalah senyumku yang dari hati.

Terima kasih sudah menjadikan penghujung 2020 tahun ini begitu gemilang dan segala keterbatasan aku memohon maaf bila dalam cerita ada yang kurang pas atau semacamnya.

Seperti judul SeaSon terakhir yang kupilih semoga esok 2021 kita semua menjadikan waktu berkehidupan,

Esok Berkehidupan penuh harapan dan menikmati proses karena apapun yang akan terjadi semuanya untuk kebaikan.

Bila ada yang belum baca season sebelumnya silahkan mampir ke

September – Kepastian dan Senja
Oktober – Bersemi
November – Hujan Ujian.

Sampai jumpa di 2021 dengan cerita dan tokoh berbeda.

Tinggalkan Jejakmu... Karena itu Sangat Berarti!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: