My Energy Source Random Thoughts

Amarah dalam mencintai – Hujan Ujian Leo Lyra

Amarah dalam mencintai lanjutan bagian November hujan ujian hubungan Leo Lyra, sebelumnya silahkan mampir ke part 3 di Instagramku

Kisah Leo Lyra tentang Hujan ujian ( season 3 ) setelah bersemi ( season 2 ) kepastian dan senja ( season 1 )

Waktu tak akan pernah diam untuk sesuatu yang kurang tepat. Dia akan memainkan aturannya , soal siapa berperan sukanya dia sendiri mengatur.

Setahun cukup buat Leo menikmati sesuatu yang semestinya bukan haknya, saatnya dia diberikan kesempatan oleh waktu untuk mengatur pada tempatnya kembali.

Ratu – Part 4

Gemuruh amarah dalam diri Lyra seakan tak bisa dibendung, cinta yang ada selama ini dia pelihara seakan enggan menyapa.

Dari sudut coffee shop , matanya sendiri melihat bagaimana Leo, suami yang begitu dia cintai sedang memegang tangan seorang wanita. Begitu mesra. Tatapan Leo ke wanita itu membuat dia ingin bangkit dan menumpahkan amarah ke mereka.

Tidak,

Aku adalah seorang ratu,

Amarahku tak akan pernah terlihat seperti itu.

Satu poci teh yang dia pesan sudah habis dan dia memanggil pelayan kembali untuk menambahkan satu poci lagi. Seteguk demi seteguk dia minum kembali sambil menenangkan dirinya.

Dia tetap duduk tak terlihat sampai Leo dan wanita itu pergi. Kepergian mereka mendatangkan tetesan hangat di pipinya, tak kuasa menahan pedih.

Setengah jam berlalu,

Lyra beranjak  dari coffee shop dengan menahan pedih seperti luka tersiram air cuka , langkahnya tetap anggun dan kepala tetap tegak. Kacamata hitam menghiasi wajahnya, terlihat lebih cantik namun sejatinya itu menutupi matanya yang sembab karena tak kuasa menahan air mata.

Sampai dihotel , akalnya berputar

Bagaimana caranya dia bisa memenangkan cintanya. Dulu dia melepaskan karena memang belum ada janji setia suka dan duka dihadapan Tuhan dan umatnya.

Kali ini janji itu dia sudah lakukan , dia harus bertanggung jawab dan sebagai wanita tangguh dia harus menyelesaikan perkara ini dengan baik tanpa harus ada yang terluka. Dia harus bisa mewujudkan apa itu amarah dalam mencintai

Bunga Forget Me Not – Amarah dalam mencintai

( Part 5)

Kepulangan Leo dari Salatiga disambut dengan bunga forget me not di setiap sudut rumahnya.

Relung Leo seperti disengat lebah.

Bunga ini hadir tanda kalau langkahnya ada yang tak tepat dalam hubungan dengan Lyra.

Sebuah janji diantara mereka bilamana dia melakukan sesuatu yang tak tepat tak perlu banyak bicara cukup hadirkan bunga itu, maka Leo akan mengingatnya.

Belum sempat mengetuk pintu rumah, Lyra sudah membukakan dengan disambut senyum manisnya.

Aroma tubuhnya lebih wangi dari biasanya.Pelukan dan rangkulan itu terasa berbeda bagi Leo. Seakan memberi tanda Lyra tak ingin kehilangannya.

Namun,

Biasanya segala celoteh dia keluarkan saat langkah memasuki rumah tak hadir, sunyi.

Kali ini Lyra hanya berkata,

“ Mas, Mandi dulu ya, nanti aku tunggu dimeja makan , belum makan malam kan ? “

Sebenarnya Leo tidak lapar tapi karena perkataan Lyra sedikit memberi tanda bahwa dia mesti ke meja makan , dia jawab dengan anggukan dengan pikiran penuh tanya.

Selesai Mandi Leo menuju meja makan, dimeja dia juga disambut oleh bunga itu dan dia melihat Lyra memakai gaun sederhana, manis dan naluri lelakinya ingin langsung merangkulnya.

Tapi,

Makanan kesukaannya Nasi Goreng tersedia dengan tatanan yang begitu manis.

Setelah duduk dan melihat langsung, racikan nasi gorengnya dengan rawit, telur, ati ayam dan telur dadar kering tersaji sangat lengkap. Rasa laparnya langsung muncul dan tak sabar menghabiskan.

“ Sayang , kamu masak ? , udah jam segini kenapa mesti repot-repot “

“ Ga pa2, jam 8 belum terlalu malam kan ?, lagian aku sedang kangen sama kamu … “ Lyra menjawab

Kangen ?

Benak Leo langsung melayang , kata itu adalah kode kalau Lyra menginginkan dia seutuhnya, 5 tahun pernikahan, 4 tahun gairah mereka selalu baik dan setahun belakangan ini kode kangen itu rasanya tak pernah terdengar.

Bila kemesraan hadir kadang memang keadaan dan kebutuhan yang menuntut dan kadang hanya sebuah kewajiban.

4 Tahun sebelumnya, bila ada kata itu terlontar biasanya mereka menyempatkan sedikit menurunkan ritme kegiatan masing2 dan mengatur bagaimana mereka berdua tetap saling menginginkan.

Hal terbaik buat Leo ketika kata kangen biasanya berujung hubungan intim mereka sangat memuaskan dan cinta mereka semakin bertambah.

Sekarang,

Kata itu terasa ada yang “ sesuatu “ mungkinkah Lyra tahu kalau dia sudah membuat satu kesalahan. Dia sempat ingin menceritakannya dan belum tahu harus memulai dari mana dan memulai untuk jujur terasa rumit.

Suasana malam itu begitu romantis, tapi Leo merasakan bagaimana sikap Lyra ada aroma dingin. Rumah itu selalu diberi suasana hangat karena celoteh Lyra biasanya membawa tawa , manja ataupun kadang sedikit menyebalkan , tapi Leo senang dengan segala polah lyra.

Tapi ini Beda

Dingin.

Bunga itu, sikap romantis dan kata kangen itu sebuah tanda dia harus bertanya serius…

“ Lyra,

… tolong jujur katakan , kamu ingin berbicara apa denganku ? “

Pertanyaan Leo dijawab dengan sikap Lyra mengambil piring yang telah kosong dan mencucinya.

Leo dengan sabar menunggu istrinya melakukan kesenangannya.

Selesai itu Lyra menghampiri Leo dan mencium lehernya dan sambil berbisik,

“Rasanya semua hal yang sudah aku hadirkan saat ini mestinya kamu cukup paham apa yang terjadi dengan kamu , dengan kita. Kamu lelaki cerdas dengan naluri tajam, rasanya tak perlu aku bertanya , jawaban itu sudah dikamu, Aku tdak buru- buru menunggu jawabannya, ruang berpikir aku berikan padamu.

Sekarang , ijinkan aku menginginkanmu “

Lyra melanjutkan ciumannya dan Leo tak kuasa menahan apa yang telah dimulai oleh Lyra.

Dengan gesit, dia menggendong Lyra dan memboyongnya ke kamar ,,,,

Selanjutnya,

Hanya bunga-bunga itu menjadi saksi bisu bagaimana mereka penuh gairah saling memberi satu sama lainnya dan tersenyum inikah cara Lyra mewujudkan amarah dalam mencintai ?

Diam Membunuh – Amarah dalam mencintai

( Part 6)

Seminggu berlalu,

Rasanya setahun yang terasa hilang itu terbayar dengan seminggu yang Leo suka, harinya dipenuhi gairah dengan polah istrinya.

Mendengar, memberi hal terbaik yang dia butuhkan.

Dengan itu dia sendiri juga berusaha melakukan hal yang sama, bukan suatu timbal balik tapi itu buah cinta yang telah dibangun oleh Lyra. Upaya sangat manis dan Leo menyukainya.

Hanya saja,

Celoteh riangnya memudar.

Leo tak sanggup lagi menahan diri untuk mengungkapkan apa yang ada dihatinya.

Sore itu,

Kopi hitam tersaji.

Seperti biasa waktu untuk berdialog.

“ Lyra, aku merasa hidup kembali seminggu ini karena hari-hari kita penuh gairah. Kita bercinta dengan indah, berdiskusi kerjaan dengan manis, kita berdialog dengan baik, hanya satu yang mengusik dihatiku, aku kehilangan riangmu, binarmu.. kamu seakan menari dalam diam “

“Orang bilang diam itu emas tapi tidak buatku, diam itu membunuh “

Lyra tidak menjawab, dia bangkit dari duduknya dan berjalan ke ruang keluarga dan duduk disofa. Dalam hatinya dia berpikir bagaimana menjelaskan apa yang telah dia lakukan adalah caranya mengungkapkan amarah dalam mencintai.

Leo mengikutinya dan meninggalkan teras dengan keindahannya.

“ Mungkin kau tak pernah tahu kalau kesetiaanku teruji bagaimana kau mengupayakan aku memahamimu, tapi kali ini ijinkan aku untuk diam, supaya kau mengerti bahwa aku terlalu takut kehilanganmu bila amarah kulepaskan tanpa kendali.

Apa yang kulakukan adalah amarah dalam mencintaimu.

Silahkan melihat sendiri bagaimana aku mengusahakan memperlakukanmu jauh lebih baik dari sebelumnya.

“ Aku tahu Lyra, tapi aku tak sanggup kehilangan sedikitpun warna dirimu yang kusuka, ceriamu, celotehmu” Leo menatap Lyra dengan secangkir  kopi hitam ditangannya.

Lyra diam menatap kosong angin.

Leo mengambil kopi ditangan Lyra dan menaruhnya dimeja dan menggengam tangan itu.

“ Lyra, tumpahkanlah semua rasa yang kau miliki saat ini, aku tahu kamu menghadirkan semuanya diminggu ini ada sesuatu “

Mari berdialog.

Lyra melepaskan tangan Leo dan menggengamnya sendiri.

“ Leo, aku berharap dengan semua yang telah kuhadirkan seminggu ini terutama bunga forget me not itu kau mau jujur , sekarang aku menunggu jawabmu “

Jujur memberi jalan – Amarah dalam mencintai

( Part 7)

Leo diam dan berpikir bagaimana caranya mengungkapkan tanpa harus membuat kacau keadaan yang telah dibangun begitu manis.

“ Lyra, aku sulit mengutarakan tapi ijinkan aku meminta , kau tumpahkan saja apa yang dirasa , aku siap menerimanya “

“ Baik, kau yang meminta… Kamu tahu kenapa aku dulu lama menjawab permintaanmu jadi wanitamu, karena ini yang aku takutkan.

Kau punya segalanya, bisnis baik, ganteng, berkharisma dan dengan itu kau sangat mudah mendapatkan apapun yg dimau termasuk wanita. Aku sadar bahwa tidak selamanya aku bisa menyenangkanmu dan apa yang menjadi ketakutanku terjadi.

Kamu telah menyakitiku Leo, kamu telah menodai cinta kita, kamu telah meremukkan kasihku yang telah kutata dengan sedemikian rupa “

Nada Lyra berawal dengan tenang tapi semakin keluar kalimat pedihnya semakin tinggi dan berujung teriak.

Leo melihat itu cukup kaget, tak pernah melihat istrinya setinggi itu nada bicaranya dalam amarah.

Hatinya berdesir dan tuduhan itu tak semuanya dia bisa terima karena bagaimanapun Lyra punya andil atas kesalahan yang dia buat. Lyra terlalu sibuk dengan segala projectnya dan dia merasa terabaikan.

“ Kamu tahu dari mana aku menodai cinta kita “ Leo masih mencari pembenaran.

“ Leo, kita ini adalah manusia dewasa yang selalu memiliki jalan dalam setiap persoalan, aku paham kalau kau butuh  sesuatu bergairah, mungkin saja aku sendiri tak mampu menghadirkan itu tapi dengan cara mencari wanita lain rasanya itu sudah menodai cinta kita.

Maaf aku bukan wanita yang percaya kata orang tapi aku punya naluri istri yang tajam, aku melihat sendiri bagaimana kau begitu mesra dengan seorang wanita di salah satu coffee shop di Salatiga “

Air mata Lyra tumpah bersama kalimat- kalimat pedihnya.

Amarah dalam mencintai telah lepas tanpa kendali.

Leo langsung tertunduk lesu.

5 Menit waktu berlalu dengan beku.

Leo bangkit dan menghampir Lyra dan bersimpuh dilututnya, sambil mengambil tangannya dia meminta maaf dan wajahnya memelas ke Lyra.

Dia menceritakan bahwa  apa yang dilihatnya itu adalah proses dia menyudahi kesalahannya. Nina wanita itu sudah dia tinggalkan , sebuah kesalahan yang terasa indah tapi membuka luka sendiri. Dia tak sanggup menjalani mendua.

Leo yang dulu sebelum kenal lyra sudah mati dan terkubur. Setahun mendua dengan Nina terasa gula-gula nikmat tapi itu racun yang melahirkan kepahitan dalam diri Leo. Nina terlalu terpaut dengannya. Sedangkan Leo sendiri tak sengaja melakukan itu semua.

Nina, asisten Aria pemilik perusahaan yang dia investasikan sedikit dana . Ketidaksengajaan yang manis terjadi racun yang ingin terus menghubunginya dengan dalih kerjaan.

Nina , wanita manis berparas keibuan, lembut mengisi kekosongan yang seharusnya diberi istrinya.

Kesalahan terbesarnya adalah ketika kekosongan itu hadir dia tidak mengutarakan ke Lyra, tapi terjerat dalam manis sikapnya Nina.

Tapi itu semua sudah dia selesaikan karena dia semakin paham kalau itu salah , tapi semesta benar-benar mendidiknya, tak ada yang gratis. Dia sudah menikmati itu dan Leo harus membayar dengan pertengkaran yang dia hadapi hari ini.

“ Jujur memang menyakitkan tapi tanpa sadar sebenarnya itu adalah jalan “

Dengan segala pengakuan Leo, air mata Lyra semakin tumbah dan rasanya ingin dia berteriak dan menumpahkan amarahnya lebih dan lebih lagi.

Belum sempat dia melakukan itu Leo langsung memeluknya dengan mesra dan tak melepaskan sedikitpun.

Tangisnya semakin jadi dan Senja itu berpamitan.

Leo menggendong Lyra dan memboyongnya ke kamar dan disana dia menenangkan istrinya.

Setelah tenang,

“ Maafkan aku ya Lyra, aku akan berusaha untuk apapun yang akan terjadi nanti, semuanya akan aku komunikasikan ke kamu “

“ Maafkan juga aku yang Leo, kalau aku belum mampu menjadi istri yang seutuhnya “

” Sudah mari kita sama-sama belajar membuat kehidupan kita kedepannya lebih nyaman dan indah ya sayang, Leo mengecup pipi Lyra.

kita belum mandi  loh, mandi yuk “ Leo menutup dialog  sore kemalam itu dengan berkedip nakal.

Bunga forget me not tersipu melihat polah mereka, ah manusia …

Betapa indahnya kehidupan bila setiap kesalahan diperbaiki dengan komunikasi dengan baik dan saling berusaha membangun bersama menjadikan esok lebih baik.

Jalan akan selalu ada , mentari akan selalu bersinar bila insan mengupayakan, karena setiap persoalan selalu berpasangan dengan jalan keluar.

“ Tamat “

Lanjut Desember – Esok Berkehidupan

Tinggalkan Jejakmu... Karena itu Sangat Berarti!

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: