Tidak ada rencana yang detail kali ini ketika aku melangkahkan kaki di menghabiskan weekend di Semarang untuk kesekian kalinya. Berawal dari tergoda dengan Star Hotel. Iseng aku bertanya ke beberapa orang sahabat apakah pada tanggal yang kutentukan tersebut mereka sedang ada di kota itu. Sahabatku dengan senang hati memberitahu bahwa …
Setelah “Anak Semua Bangsa” dan “Jejak Langkah” yang sudah aku ceritakan sebelumnya, Rumah Kaca adalah buku penutup dari seri Roman Tetralogi Buru. Kali ini Om Pram bukan menceritakan dari sudut sisi tokoh Minke, melainkan dari tokoh Pangemanann. “Setiap pendapat bisa saja dibenarkan, tergantung darimana memandang”, Rumah kaca hal. 125. Kalimat …
Selain mempelajari sejarah Indonesia apa yang diceritakan Adel, sahabatku lewat blognya, ada beberapa pelajaran penting lain yang aku dapat dengan membaca Roman Tetralogi Buru Pramoedya Ananta Toer (untuk selanjutnya aku menyebutnya Om Pram). Dan sejujurnya aku menyesal karena baru mengetahui tentang seri buku ini dan baru bisa membacanya . Mulai …
“Semua yang baik datang berduyun-duyun. Hanya karena aku sudah memulai. Yang lain-lain akan datang dengan sendirinya. Semua membutuhkan permulaan. Permulaan sudah di tempuh “ Jejak langkah Pramoedya Ananta Toer. Hal 318 Kalimat itu aku baca dalam tulisan Om Pram dalam Jejak Langkah , saat membacanya aku teringat dimana tiga tahun …