Single Seperti Matahari
Duduk sendiri di pojokan coffee shop adalah kegiatan yang sering aku lakukan. Sambil membaca buku dan menikmati teh atau kopi sesekali aku memandang sekeliling. Bahkan terkadang aku taruh buku sejenak dan melihat lebih detail kegiatan di sekitarku.
Ada satu kelompok yang begitu bersukacita membuat permainan yang mendatangkan tawa menggelegar. Lupa mereka sedang ada di sebuah coffee shop.
Di sisi lain ada yang sedang asyik berkutat di depan laptop sambil mendengarkan musik atau apapun itu dengan headsetnya. Ada pula pasangan yang begitu mesra bertatapan, berbicara sambil tersenyum-senyum simpul – ah, pemandangan ini begitu indah.
Ada pula yang mengobrol begitu seriusnya sampai keningnya berkerut menunjukkan dia berpikir keras , mungkin mereka sedang mengobrol tentang kesepakatan bisnis.
Semua kegiatan itu terekam di benakku. Mereka begitu menikmati waktu. Namun apakah mereka benar-benar menikmati waktu mereka?
Entahlah, hanya mereka yang tahu jawabannya. Karena apa yang dilihat terkadang belum tentu sesuai dengan yang kita pikirkan.
MATAHARI ITU SENDIRI
Dan aku dalam kesendirianku menikmati itu semua. Pikiranku melayang teringat satu tulisan kawan di Instagram,
Gak usah sedih kalau sendiri, matahari juga sendiri tetapi tetap bersinar
Waktu membaca itu aku langsung tertawa dan merasa sekali bahwa tulisan itu ditujukan buatku, walaupun dia tidak mention diriku.
Tetap itu sangat terasa karena saat itu aku sedang mengalami masa-masa berat melepaskan sesuatu yang sangat berarti di dalam hidupku.
Selang beberapa lama aku pasang foto dan membalas dengan tulisan,
“Sebelum mengenal dia aku adalah pribadi yang selalu sendiri, mandiri menghadapi apapun, namun kedatangannya memberikan arti sesungguhnya bahwa berdua lebih baik daripada sendiri.”
Belakangan ini aku sering berpikir, ada banyak ketakutan yang dialami oleh kawan yang single.
Mereka curhat padaku, takut apakah ada yang akan menemani di saat tua, takut dibilang tidak laku, apalagi ketika umur sudah di kepala tiga atau mendekati kepala empat.
Semua pihak terkadang ikut memojokkan menambah beban di hati.
Jika hanya sebatas keluarga saja mungkin masih bisa dimaklumi karena keluarga terkadang kurang mengerti keadaan diri kita yang sesungguhnya.
Yang paling menyakitkan adalah ketika seseorang yang disebut sebagai sahabat ikut andil menambah beban dengan segala pertanyaan “Kapan nikah?”
Tentu maksud mereka sungguh baik, buat mereka menikah memang hal yang patut dijalankan karena itu juga bagian dari perintah Tuhan.
Tetapi apakah harus sedemikian gegabahnya memutuskan memilih orang dengan tanpa memikirkan banyak hal lebih dulu.
Jika buah saja dibeli dengan banyak pertimbangan untuk memilih yang terbaik, apalagi pasangan yang tentu seumur hidup akan bersama.
Jodoh, rejeki dan maut itu adalah mutlak kehendak Tuhan – ungkapan ini seringkali dilupakan. Jika memang itu diyakini kenapa harus mendesak yang pada akhirnya membuat luka dan beban.
Bagiku bukan masalah berpasangan atau sendiri, tetapi kembali kepada tujuan aku diciptakan untuk apa? Urusan menikah atau tidak – mutlak adalah pilihan dan kehendak Tuhan.
Hal ini sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Karena ada yang memilih untuk sendiri tidak mau menikah karena memiliki alasan pribadi dan ada pula yang tidak memikirkan pasangan tetapi tiba-tiba saja ada yang melamar, bukankah hidup itu penuh rahasia ?
Siapa yang bisa menentukan hari esok? Bagiku tidak satupun bisa. Terkadang baik, senang dan bahagia hari ini belum tentu esok hari bisa sama seperti itu.
Bagiku urusan berpasangan atau sendiri itu urusan kesekian. Karena aku percaya Tuhan pasti sudah mengatur yang terbaik.
Bagianku jika saat ini aku sendiri, apa yang bisa aku perbuat , teringatlah aku akan matahari, ya matahari, dia memberikan aku inspirasi.
SINGLE SEPERTI MATAHARI
Pagi hari dia hadir dengan keteduhan, tidak jarang orang rela bangun lebih awal demi mengejar kehadirannya, menantikan kedatangannya yang begitu indah.
Seringkali disaat menikmati terbitnya, aku begitu kagum dengan keindahannya. Selain itu begitu banyak manusia di bumi ini membutuhkan matahari pagi untuk kesehatan, termasuk diriku sendiri. Dibakar olehnya di pagi hari membuat tubuhku semakin segar.
Jika malam hari turun hujan, hal yang paling aku suka adalah keesokan paginya matahari bersinar, basahnya hujan masih tersisa di dedaunan dan rumput disertai hangatnya sinar matahari, suasana itu membuat saya sangat bahagia, indah.
Ketika beranjak siang dia tetap bersinar, walaupun kadang manusia mengeluh kenapa begitu teriknya dia bersinar memberi ketakutan orang untuk berjalan dibawah sinarnya.
Hal itu bagiku memberi makna bahwa dia memang harus seperti itu.
Dia diciptakan memang harus tetap bersinar walaupun kadangkala orang tidak menerimanya.
Disanalah letak kuasaNya letak ketegasanNya seperti takdir yang hadir tanpa bisa ditolak.
Menjelang sore, teduh kembali begitu manis sehingga banyak orang juga mengejar keindahannya untuk diabadikan. Menghilangnya dia sering memberikan pesan padaku “ Hal terbaik apa yang sudah kamu berikan hari ini?”
Ah, matahari aku sungguh banyak belajar darimu.
Jika malam tiba, bukan berarti dia tidak ada. Dia hanya memberi kesempatan pada sang malam untuk hadir, memberi jalan rembulan untuk bersinar, tidak egois mesti dia tak terlihat.
Dia memberi kesempatan untuk bintang bercahaya. Bahkan dia rela memberikan sang awan hadir untuk mencurahkan hujan, membiarkan petir menunjukkan kilatannya.
Dia mengikuti segala sesuatu yang sudah ditentukan.
Aku teringat ada satu kejadian di Manado ketika aku sedang menuju Danau Linau. Di perjalanan tiba-tiba hujan turun sangat deras dan petir pun menyambar .
Sebagian dari kami sempat mengeluh, “Aduh bagaimana ini hujan… Menikmati danau di kala hujan rasanya tidak tepat sama sekali” begitu kata seorang kawan.
Aku hanya diam dan bernyanyi Rohani serta memohon dalam hati, “Tuhan ijinkan kami menikmati keindahan Danau Linau yang indah itu.” Kami tetap meluncur dan ketika tiba di sana, seketika hujan yang deras itu berhenti digantikan gerimis, saat kakiku melangkah turun dari mobil.
Ketika kami sampai di tempat untuk meminum teh dan kopi, matahari pun bersinar seakan menyapa kami, “Halo semuanya, selamat datang di Danau Linau, selamat menikmati keindahannya”.
Saat itu aku memandang genangan air yang masih terlihat. Sungguh aku bersyukur saat itu bukan karena do’aku terjawab tetapi terlebih karena aku bisa menikmati keindahan yang sempurna.
Terik matahari setelah hujan pergi itu hal yang paling aku suka, indah.
Aku sempat berpikir bagaimana kalau dia egois tetap bersinar? Tidak mau memberi kesempatan bulan dan bintang bersinar, tidak memberi awan dan hujan hadir, tentu semuanya akan berantakan.
Dan aku tidak bisa menikmati keindahan yang sempurna itu saat di Manado.
Single seperti matahari, aku melihat diri lagi, saat ini aku diberi hak untuk memilih apakah mau melihat kesendirianku sebagai hidup yang biasa saja atau mau seperti matahari yang ditunggu banyak orang karena bermanfaat dan rendah hati untuk memberikan kesempatan buat orang lain bersinar.
Dan aku memilih untuk seperti matahari,
tetap bersinar dan di saat tertentu memberikan orang lain kesempatan untuk bersinar.
Single seperti matahari memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa kan?
Bagaimana dengan kalian? Apa arti kesendirian kalian? Mari diskusi melalui jejakmu di bawah ini.
Well.. Gw ga tau mau komen apa haha.. Yg jelas bagi gw ga ada pasangan ya udalah ya. Ga ada Tuhan wah itu end of the world titik
Ga tau mau komen apa tapi kalimat habis itu jleb banget dah ..
Bener banget mba nik….tetap bersinar ya kitaaaa ??
Iyessss Deasy bersinar dan memberi kesempatan yg lain bersinar juga ???
“aku diberi hak untuk memilih apakah mau melihat kesendirianku sebagai hidup yang biasa saja atau mau seperti matahari yang ditunggu banyak orang karena bermanfaat dan rendah hati untuk memberikan kesempatan buat orang lain bersinar”. Yang ini ngejleb bangat, suka bangat dech Nik.
Hasil semedi waktu di “Uji” Lin hahaha , Makasi banyakkk yaaa ?????
Kecup nik. Ditulisan ini berasa bangat gejolak emosi yg nulis hehehe..
Hahahahahhaa akuuu jadi mayuuuu??
finally u through..
take it as a good experience in your moment of life that SMILE will be appear on your face when you remember it someday..
Gak ada yg perlu disesali…dijalanin aja…jangan ditolak rasa-rasa yang akan dilewati nanti, dinikmati aja.
Segala sesuatu ada masanya masing-masing dan setiap masa akan berlalu dengan sendirinya.
Single bukan berarti sendirian. Single bukan berarti tabu. Single bukan berarti kutukan. Single bukan berarti pemilih.
Single itu masa, masa yang harus kita lalui dengan caranya masing-masing. Either mau dipake he hal positif atau negatif, itupun urusan dapur masing-masing. So, selamat menjalankan hari-hari single-nya…jika mampu lanjutkan, jika tidak ya buru-burulah cari yang baru…hehehe…
Asyekkkkkk …sukaa dgn komennya , semua punya pilihan dan resiko masing2 yaaa , Terima kasih yaa buat Jejaknya .. GBU
Suka sama komen di atas…
Single itu masa….
Iya aku juga suka Yan , doi emang kece ..
*sungkem kalau gitu* Salam kenal
Sama dengan yang ada di pikiran gw. Jangan ditolak-tolak rasanya. Dinikmati semuanya sehingga nanti atau beberapa tahun lagi dirimu bisa berbalik dan melihat semuanya sebagai satu kesatuan indah Nik 😀
Hehehehe Iya Dani, makasi yaa ???
Semua peristiwa itu atas seijinNya, bahkan sehelai daun jatuh pun atas ijinNya. Jika mempercayai bahwa segala sesuatu itu memang sudah berjalan sesuai kehendakNya, mudah2an yang dilalui pahit ataupun manis bisa dijalani dengan ikhlas. Yang penting tidak berdiam diri dan tetap berusaha. Segala kejadian pasti ada hikmahnya, klise tapi memang nyata. Berpikir positif bahwa yang kuasa lebih tahu yang terbaik untuk umatNya 🙂 Semangat Nik!
Amiiiiiiinnnn ,iyessssa makasi Deny ??
Hi kak….. seperti biasa, i like it !!!!
” Dia diciptakan memang harus tetap bersinar walaupun kadangkala orang tidak menerimanya”
Begitulah, termasuk aku pun yang terkadang suka lupa sesaat…..
Tuhan itu baik,jadi kita musti keep cool – kaya coolkas and shine bright macam sunlight – kinclong
🙂
Tetap bersinar ya dear.. karena kita ga pernah tahu kapan orang butuh sinar kita. #HUG
You don’t have to explain yourself if:
They don’t feed you.
They don’t give you money.
They have no real contribution in your life.
hehehehe, sendiri itu bukan pilihan, bahagia itu kita yang ciptakan..
“Be kind to others because you’ll never know if one day you’re gonna need their help.” #lifeguide
wuiih komennya bikin gimana gituu hahahaha, thank you dear