Badai Juli menguji keterikatan, cara semesta memeluk didikan dalam langkah di 2021, boleh dibilang kali ini badai terberat saat pandemi.
Terhilang akan selalu tergantikan, apapun itu. Seperti ranting lepas dari dahannya punya tujuan untuk menumbuhkan tunas baru.
Kalimat itu hadir saat masa pemulihan duka memeluk erat. Sepertinya ini duka yang terberat pernah kupeluk, aku sendiri tak sadar ternyata kehilangan sosok kakak yang ini membuat diri patah begitu dalam.
Keterikatan memang sumber dari duka , kali ini waktu mengujiku tentang hal itu, yang dimana kukira sudah cukup bisa melepaskan.
Badai Juli Menguji Keterikatan
Sepertinya waktu kembali menguji pemikiranku dalam tulisan ini , tentang ketidakadilan, bagaimana ketika badai Juli 2021 ini hadir.
2020 ,
Boleh dibilang aku orang yang tidak terasa dampak dari pandemi karena memang sudah dipersiapkan , namun duka tentang pedihnya yang terhilang tentu tetap hadir , akan tetapi semuanya bisa dilewati tanpa menyentuh ranah ketidakadilan.
Sejatinya sejak pandemi sudah memutuskan melepaskan keterikatan apapun karena itu sumber dari duka atau keegoisan, walau memang itu butuh proses karena selagi nafas ini ada ego akan tetap menjadi bagiannya.
Hanya bagaimana cara mengaturnya saja.
Waktu mungkin melihat diri terlalu pongah karena itu Juli 2021 pengujian itu datang , bukan hanya seorang kakak yang diambil akan tetapi beberapa hal yang selama ini kucintai terlepas.
Mengasihi, mencintai sepaket dengan terluka
Rasanya kalimat itu memang sesuai, karena sampai kapanpun bila ego masih ada, keterikatan itu tak pernah lepas dan hal itu ada melahirkan luka atau duka.
Peluklah Duka secukupnya
Berdukalah , jangan diabaikan rasa itu, butuh untuk bisa lepas dengan sebaik-baiknya.
Mungkin orang – orang terdekatku mengetahui aku pribadi yang boleh dibilang kuat , kadang duka atau hal-hal yang sensitif terlupakan.
Hingga ketika badai Juli itu hadir , mereka mengingatkan untuk tidak mengabaikan duka itu, nikmati saja karena kehilangan yang dikasihi pasti berat.
Biarkan duka itu terlepas , karena bila dia diabaikan saat ini dia akan hadir dikemudian hari. Nikmati dan jalanin saja pada waktunya.
Ketika diberi pengertian hal itu, rasa itu semakin dalam dan waktu juga yang akhirnya memeluk memberikan hikmat tentang penerimaan.
Penawar Duka
Juli 2021 memang bulan pekat akan tetapi waktu selalu memberikan hal yang manis untuk menjadi penawarnya.
Walau itu semua punya syarat dan ketentukan
Menerima dan bangkit, karena bila terus memeluk duka itu, sesuatu yang hadir kadang terluputkan dan mungkin saja tak akan bisa kembali
Dengan tertatih untuk bangkit, sinar itu hadir dan beberapa hal baru hadir.
Yang paling membuat merenung bagaimana sebuah tawaran dari kawan lama tiba-tiba hadir memberi kesempatan untuk menjadi salah satu team sebuah wadah yang sedang dibangunnya.
Bila boleh dikata wadah ini sebuah ranting dari satu wadah yang aku lihat sangat bermanfaat banyak orang.
Seperti apa kesempatan itu akan terkisah dilain kesempatan dan selain itu penawar Badai Juli Menguji Keterikatan juga dihadirkan bagaimana keajaiban waktu tetap menguat dalam langkah.
Keajaiban Irama
Ditengah-tengah penawar duka tentang tawaran kesempatan menjadi salah team utama , waktu kembali memberikan hal lain dari kenikmatan penerimaan.
Salah satu adik terkasih mendapatkan sesuatu yang sangat dibutuhkan dan aku melihatnya seperti peta tersambung dimana gambar besar yang telah diberikan oleh penciptaku pada ulang tahunku di Purwokerto.
Gambaran bagaimana sesuatu yang rasanya aku tak percaya akan terjadi, namun Juli 2021 kembali memberi serpihan dan menyambungkan satu persatu.
Bagaimana tidak,
Dalam masa ini menemukan orang-orang yang bernilai dalam kemurnian hati boleh dibilang sangat langka dan ketika menemukan orang- orang seperti itu buatku suatu keajaiban.
Masa ini masa sulit , begitu sering terucap , jangankan berpikir bagaimana perahu orang lain melaju, memikirkan bagaimana perahu sendiri melaju saja sudah cukup rumit.
Namun ditengah kerumitan masa ini pencipta kehidupan selalu punya cara menghadirkan orang-orang yang memikirkan bagaimana perahu orang lain tetap melaju.
Akupun memujiNya dengan segala keberadaanku.
Pagi itu datang, Harapan itu hadir
Badai Juli menguji keterikatan dan ketika hal itu bisa diterima, waktu akan selalu manis memberi upahnya, pagi itu datang dan harapan itu hadir.
Seiring langkah yang terus berusaha memberikan hal terbaik untuk kehidupan dan waktu terus juga memberi hal yang manis pada langkah.